Analisis Teori Eksisteisial Humanistik Terhadap Hubungan Sosio-Emosional Anak Dalam Keluarga Broken Home Di Lombok Timur

Authors

  • Dukha Yunitasari Universitas Hamzanwadi

DOI:

https://doi.org/10.29408/jkp.v4i1.2577

Keywords:

eksistensial humanistik, hubungan sosio-emosional, keluarga broken home.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teori eksistensial humanistic terhadap hubungan sosio-emosional anak dalam keluarga broken home di Lombok timur. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian eksperimen pre-ksperimental dengan menggunakan One Group Pre-Test Post Test Design.Subjek penelitian ini adalah 6 orang siswa kelas VIII. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan angket hubungan sosio-emosional anak dalam keluarga broken home dan dianalisis dengan menggunakan data kuantitatif berupa angka-angka yang diolah menggunakan statistik sederhana dan data kualitatif dideskripsikan dan diolah menggunakan analisis naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data kondisi awal siswa sebelum diberikan perlakuan menggunakan wawancara dan angket hubungan sosio-emosional anak dalam keluarga Broken Home termasuk kategori kurang baik, dengan katakteristik sebagai berikut: Subyek menolak aturan dan nasehat orang lain, 2) ingin terlepas dari pengawasan orang tua, 3) merasa tidak dihargai oleh teman sebaya, 4) merasa dianggap tidak berguna oleh orang lain, 5) merasa sedih karena banyak beban pikiran, 6) menggerutu/marah-marah sendiri ketika mempunyai masalah dengan orang lain. Setelah siswa di berikan tereatmen layanan siswang kelompok, terdapat perubahan tingkat hubungan sosio-emosional anak dalam keluarga broken home meningkat menjadi katagori baik dengan karakteristik 1) Subyek menerima aturan dan nasehat orang lain, 2) tidak ingin terlepas dari pengawasan orang tua, 3) merasa udihargai oleh teman sebaya, 4) merasa dianggap berguna oleh orang lain, 5) merasa biasa saja meskipun banyak beban pikiran, 6) bisa mengendalikan emosi ketika mempunyai masalah dengan orang lain. Kesimpulan dari penelitian ini adalah analisis teori eksistensial humanistic terhadap hubungan social-emosional anak dalam keluarga broken home.

References

Abu Ahmadi. (1997). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Agoes Dariyo. (2008). Psikologi perkembangan Remaja.Bogor:Ghalia Indonesia.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Chaplin, J. P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Gerald, Corey. (1988). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: PT ERESCO

http://eprints.walisongo.ac.id/6492/01/02/2019 jam 20:10

http://respository.usd.ac.id/7153/2/121114011/06/02/2019 jam 16.34

http://ejournal.psikologi.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/10/0 2/2019 jam 19.00

Ketut Sukardi, Dewa. (2003). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno dan Erman Amti. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Romlah, Tatiek. (2001). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.

Santrock, John W. (2002). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga.

Save Degun. (2002). Psikologi Keluarga (Peranan Ayah dalam Keluarga). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana. (2009). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suryosubroto. (2010). Beberapa aspek dasar-dasar pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Downloads

Published

30-06-2020