Pengaruh Jaipongan terhadap Seni Bangreng

Authors

  • Yuyus Rustandi Universitas Pakuan
  • R. Atang Supriatna Universitas Pakuan

DOI:

https://doi.org/10.29408/tmmt.v4i1.4335

Keywords:

Dance Art, Jaipongan, Influence and Bangreng.

Abstract

In the Priangan area live and develop several types of dances. One of the diversities of dance types is one of them is the type of folk dance. Folk dance is a dance that has undergone development since primitive times, usually still very simple and attaches importance to the norms of beauty in standard form. West Java folk art with each other different forms, functions, and values. One of the interesting folk dances to research is bangreng art that lived and developed for decades in the Sumedang area. This research is intended as an effort to find out about the extent of Jaipongan's influence on Bangreng art. Based on many allegations that dance in Bangreng art is in the form of improvised movements, whereas Bangreng art has a specific pattern of motion and song. To get to know the art of Bangreng as a whole, research is needed to be revealed that Bangreng art is not the same as Jaipongan both dance, accompaniment, and the property used. To what extent Jaipongan's influence on the purity of Bangreng art needs to be expressed so that a picture of the changes concerning previous values is obtained.

References

Atik Soepandi, Enoch Atmadibrata. Khasanah Kesenian Daerah Jawa Barat.

Bandung: Pelita Masa. 1976

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi

Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta: ERLANGGA.

Damono, Sapardi Djoko. (1984). Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: PPB Depdikbud.

Gugum Gumbira Tirasonjaya. Jaipongan Salah Satu Kekayaan Nasional. Jakarta:

Makalah Saresehan Jaipongan. 1974

Indrawardana I. (2012). Kearifan lokal adat masyarakat Sunda dalam hubungan

dengan lingkungan. Jurnal Komunitas, 4(1), 1-8. Tersedia di

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.p hp/komunitas/article/view/2390.

Koentjaraningrat. (2002). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

Djambatan.

Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1982

Rosidi, A. (1984). Manusia Sunda: Sebuah Esai Tentang Tokoh-Tokoh Sastera

Dan Sejarah. Jakarta: Inti Idayu Press.

Sibarani, Robert. (2013). Folklor sebagai media dan sumber pendidikan: sebuah

rancangan kurikulum dalam pembentukan karakter siswa berbasis nilai

budaya Batak Toba. Dalam Endraswara (Ed.), Folklor Nusantara:

Hakikat, Bentuk, danFungsi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Suardi, H. (1999). Roda Berputar, Dunia Bergulir. Kognisi Baru Tentang

Timbul Tenggelamnya Sivilisasi. Bandung: Bakti Mandiri.

Sumardjo, J. (2009). Kosmologi dan pola tiga Sunda. Jurnal Imaji Maranatha,

(2), 101-110. Tersedia di

https://www.neliti.com/publications/ 218259/kosmologi-dan-pola-tiga-

sunda.

Sumardjo, J. (2011). Sunda: Pola Rasionalitas Budaya. Bandung: Kelir.

Soedarsono. Djawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama tari Tradisional

Di Indonesia. Jogjakarta: Gajah Mada University Press. 1972

Suparno, Paul. 2004. Riset Tindakan Untuk Pendidik, Jakarta: Gramedia

widiasarana Indonesia.

Tut Sayoga. 2004. Creative Mind Kekuatan Visualisasi, Jakarta: Elek Media

Komputindo.

Yus Rusyana. 1984. Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan, Bandung: Diponegoro.

Yuyus Rustandi. 2013. Bahasa dan Sastra Sunda, Bogor: PUSAT STUDI HUKUM DAN DEMOKRASI.

Downloads

Published

2021-12-31

Issue

Section

Artikel