Workshop Penyusunan Kisi-Kisi dan Soal di Madrasah Ibtidaiyah NW Pancor Kopong

Authors

  • Muh Yazid
  • Dina Fadilah Universitas Hamzanwadi
  • Dina Apriana
  • Rifaatul Mahmudah
  • Doena Boedi Maritasari
  • Muhammad Syahruddin Amin

Keywords:

kisi-kisi, soal, madrasah ibtidaiyah

Abstract

Kurikulum menuntut guru-guru untuk menguasai tidak hanya membelajarkan siswa, tatapi semua harus dikuasai oleh guru. Mulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Tidak hanya itu guru juga dituntut untuk membuat soal sesuai dengan perkembangan pembelajaran abad 21 yaitu soal berbasis HOTs. Yang menjadi permasalahan adalah tidak sedikit guru – guru masih belum menguasai metode atau teknik membuat kisi – kisi dan soal yang berbasis HOTS. Adapun Tujuan dilaksanakan workshop ini adalah 1). memberikan pemahaman yang matang kepada guru-guru terkait dengan penyususnan kisi-kisi dan soal berbasis High Order Thinking Skills (HOTS); 2). meningkatkan kemampuan guru – guru khususnya guru MI NW Pancor Kopong dalam menyusun dan mengembangkan soal berbasis HOTS. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat endekatan  penyuluhan   dan  pelatihan. adapun realisasi pelaksanaan adalah memberikan  penjelasan atau pemahaman terkait penyususnan kisi-kisi soal Setelah memberikan penyuluhan kepada guru – guru selanjutkan kesempatan yang diberikan untuk menyususn atau mempraktikkan bagaimana menyususn dan membuat kisi –kisi soal dan soal secara intaktif dan tertulis Secara umum kegiatan pengabdian kepada Masyarakat ini berlangsung sesuai dengan reencana dan sesuai dengan tujuan dan peserta dapat menyusun kisi – kisi dan soal berbasis Berbasis High Other Thinking Skills (HOTS). Beberapa hal yang dapat direkomendasikan serta dapat ditindaklanjuti berdasarkan kegiatan ini yaitu: a). Kegiatan penyusunan kisi-kisi soal dan soal berbasis HOTS sebaiknya dilakukan secara berkala dan berkelanjutan oleh guru di madrasah atau sekolah; b). Pendampingan yang terus menerus dari tim dosen pengabdian sebagai bentuk follow up pengabdian diperlukan agar kegiatan penyusnan instrumen kisi-kisi soal dan soal HOTs tidak hanya selesai pada saat workshop; c). Runag lingkup kelompok penusunan kisi-kisi soal dan soal berbasis HOTs pada tingkatsekolah tidak hanya diikuti oleh guru –guru akan tetapi sebainya diikuti oleh semua elemen madasah; d). Kepala madrasah diharapkan mampu memfasilitasi dan mendukung guru – guru untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya sesuai dengan tuntutan profesinya. Selain itu kepala madrasah juga mengotrol setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru khususnya pada saat membuat kisi – kisi dan soal demi terbitnya atau terbentuknya soal yang bermutu.

References

Atiah, N. (2020). Pembelajaran Era Disruptif Menuju Masyarakat 5.0. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.

Badaruddin, A. (2015). Peningkatan motivasi belajar siswa melalui konseling klasikal. CV Abe Kreatifindo.

DARMADI, D. R. H., & PD, M. (2019). Pengantar Pendidikan Era Globalisasi: Konsep Dasar, Teori, Strategi dan Implementasi dalam Pendidikan Globalisasi. An1mage.

Hanum, L. (2017). Perencanaan Pembelajaran. Syiah Kuala University Press.

Hendarman, P. Z. N., & Pambudi, A. R. (n.d.). Mewujudkan Sinkronisasi Kebijakan Pendidikan Pusat dan Daerah Berorientasi Quality Spending Menggunakan Neraca Pendidikan Daerah. SURAT PERNYATAAN, 95.

Indriyani, Y. (2020). PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS) SISWA SMA PADA MATERI GERAK LURUS. Universitas Negeri Semarang.

Machali, I. (2014). Dimensi Kecerdasan Majemuk Dalam Kurikulum 2013. Insania: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 19(1), 21–45.

Majir, A. (2017). Dasar pengembangan kurikulum. Deepublish.

Martha, I. N. (2012). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Local Content Guru Dan Calon Guru Sekolah Dasar di Kota Singaraja. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 1(2).

Muhani, M. (2018). Peningkatan Kemampuan Guru Kelas Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Melalui Kegiatan Supervisi Akademik Dengan Teknik Individual. JURNAL GLOBAL EDUKASI, 1(4), 484–493.

Nur, A. C., Niswati, R., & Aslindah, A. (2020). Kemitraan, Digitalisasi & Inovasi Kebijakan Publik Di Era Globalisasi. Cet.

Rachmantika, A. R., & Wardono, W. (2019). Peran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Pemecahan Masalah. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2, 439–443.

Rahayu, W. (2015). Model Pembelajaran Komeks: Bermuatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca Intensif di SD. Deepublish.

Ritonga, M. (2018). Politik dan Dinamika Kebijakan Perubahan Kurikulum Pendidikan di Indonesia Hingga Masa Reformasi. Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(2).

Setiyoningsih, T. (2017). Pengelolaan pembelajaran ipa berbasis lingkungan di smpn 1 gabus-grobogan. Manajemen Pendidikan, 12(1), 1–9.

Syudirman, S., & Saputra, A. (2020). KONSEP HIGHER ORDER OF THINKING SKILL (HOTS) PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD/MI. EL-Muhbib: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan Dasar, 4(2), 133–143.

Wangid, M. N., Mustadi, A., Syamsudin, A., Hastuti, W. S., Perwitasari, N., Noor, A. F., Kusrini, E., & Prihandoko, Y. (2020). Pelatihan Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS Bagi Guru SD Se-Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(4), 394–403.

Winahyu, R. A. E. (2015). Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 2 Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

Zaini, M. (2021). Urgensi Penelitian Pengembangan dalam Menggali Keterampilan Berpikir Kritis. Prosiding Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, 1(1).

Downloads

Published

2022-02-20