Perbandingan Kemampuan Fisik Dasar Petinju Nasional Dengan Petinju Daerah

Authors

  • Hegen Dadang Prayoga Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
  • Ari Tri Fitrianto Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
  • Muhammad Habibie Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

DOI:

https://doi.org/10.29408/porkes.v3i2.2985

Keywords:

Tinju, Kemampuan Fisik

Abstract

Fisik adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi penampilan atlet, khususnya dalam olahraga tinju. Minimnya prestasi yang diperoleh tim tinju Kalimantan Selatan ditingkat nasional, sudah tentu akan menjadi pemikiran bagi para pembina, pelatih, orang tua atlet dan semua yang terlibat didalamnya. Sehingga ditariklah suatu permasalahan pada penelitian ini adalah apakah ada perbandingan kemampuan fisik antara petinju nasional dengan petinju daerah di provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbandingan kemampuan fisik antara petinju nasional dengan petinju daerah di Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis penelitian diperoleh hasil - 1,76 < 1,34 < 1,76  atau thitung = 1,34  terletak antara -1,76 dan 1,76 pada taraf nyata a = 0,05 sehingga hasil dari penelitian ini tidak ada perbedaan kemampuan fisik petinju nasional kalimantan selatan dengan kemampuan fisik petinju daerah kalimantan selatan yang artinya petinju di daerah provinsi  kalsel mampu bersaing secara kemampuan fisik dengan petinju Kalimantan Selatan yang sudah berada dikancah Nasional dan terus tetap mengasah kemampuan teknik dan taktik  serta mental.

References

Anton Hermawan. (2012).â€Perbandingan ketepatan shoting kegawang menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada tim sepak bola Banjarbaruâ€: Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNLAM.

Abdurrojak, H., & Imanudin, I. (2016). Hubungan Antara Reaction Time dan Kekuatan Maksimal Otot Lengan dengan Kecepatan Pukulan pada Cabang Olahraga Tinju. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan, 1(2), 53-58.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bafirman, B., & Wahyuri, A. S. (2019). Pembentukan Kondisi Fisik.

Cahyanto, N. (2016). Rancang Bagun Sarung Tinju Berbasis Arduino Sebagai Alat Informasi Kemampuan Petinju Dalam Kegiatan Pelatihan (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Jakarta).

Djoko Lelono. (2004). â€Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmaniâ€. Banjarbaru: Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNLAM. edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/1965).

De Osmon, K., & Sin, T. H. (2019). Tinjauan Kemampuan Kondisi Fisik Atlet Tinju PERTINA Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Patriot, 1(1), 64-69.

Edy D.P Duhe. (2012). “Pengaruh pelatihan shadow boxing dengan metode interval Terhadap peningkatan Kapasitas aerobik maksimal (Studi Pada Petinju Sasana FIKK Universitas Negeri Gorontalo)â€: Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo.

Harsuki. (2003). â€Perkembangan Olahraga Terkini. Kajian Para Pakarâ€. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hadi, U. (2015). Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Kematian Petinju Akibat Kealpaan Penyelenggara. Al-Jinayah: Jurnal Hukum Pidana Islam, 1(1), 129-167.

Hadi, U. (2009). Pertanggungjawaban pidana terhadap kematian petinju akibat kealpaan penyelenggara: studi komparatif antara hukum pidana KUHP dan hukum pidana Islam (Doctoral dissertation, IAIN Sunan Ampel Surabaya).

Imtiyazi, M. S., Kumaidah, E., & Purwoko, Y. (2018). Perbandingan Parameter Fungsi Paru Atlet Putra Cabang Olahraga Individu Dan Beregu Di Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pelajar Jawa Tengah (Studi pada Cabang Olahraga Tinju dan Sepak Takraw) (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).

Jako,P.(2002). “Safety measures in amateur boxingâ€. British journal of sport medicine. :394-395 doi:10.1136/bjsm.36.6.394.

Kristanti, C. M. (2002). Kondisi fisik kurang gerak dan instrumen pengukuran. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 12(1).

Leo syahputra. (2008). “Kamus besar bahasa indonesiaâ€: Lima Bintang

Moeslim, Mochamad. (19680. â€Test Pengukuran Dalam Olahragaâ€: Yogyakarta: Sekolah Tinggi Olahraga Yogyakarta.

Maliki, O., Hadi, H., & Royana, I. F. (2017). Analisis Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola Klub Persepu Upgris Tahun 2016. Jendela Olahraga, 2(2).

Rosiana, A. M. (2013). Hubungan antara kondisi fisik rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Unnes Journal of Public Health, 2(1).

Sudjana. (2005). â€Metode Statistikaâ€. Bandung: Tarsito.

Saputra, N., & Aziz, I. (2020). Tinjauan Tingkat Kondisi Fisik Pemain Bolavoli Putra Sma 2 Pariaman. Jurnal Performa Olahraga, 5(1), 32-38.

Simatupang, N. (2015). Pengaruh pemulihan pasif dan pemulihan pasif dengan manipulasi effleurage terhadap kekuatan otot lengan. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 14(1), 15-23.

Saripin, S. (2017). Tinjauan vo2max pada atlet tinju putera dan puteri club denpal boxing camp Pekanbaru (Doctoral dissertation, Riau University).

Yudiana, Y., Subardjah, H., & Juliantine, T. (2012). Latihan fisik. Bandung: FPOK-UPI Bandung.

Published

2020-12-29

How to Cite

Prayoga, H. D., Fitrianto, A. T., & Habibie, M. (2020). Perbandingan Kemampuan Fisik Dasar Petinju Nasional Dengan Petinju Daerah. Jurnal Porkes, 3(2), 149–158. https://doi.org/10.29408/porkes.v3i2.2985

Issue

Section

Articles