Apakah Kekeringan Ekstrem Lokal Berkaitan Dengan Fenomena El Niño ?

Authors

  • Heri Mulyanti Fakultas Sains dan Teknik Universitas Bojonegoro

DOI:

https://doi.org/10.29408/geodika.v7i2.12527

Keywords:

Bojonegoro, El Niño, Extreme Drought

Abstract

Kabupaten Bojonegoro memiliki lahan pertanian yang cukup luas, namun karena terletak di Pulau Jawa bagian timur menyebabkan wilayah tersebut rentan terhadap kekeringan, karena curah hujan yang cenderung rendah. Selain kekeringan, banjir merupakan ancaman besar bagi produksi pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah yang rawan terhadap El Niño di Kabupaten Bojonegoro. Curah hujan bulanan observasional selama 25 tahun digunakan untuk mengidentifikasi periode bulan kering. Aktivitas El Niño diinvestigasi menggunakan data rerata berjalan 5 bulan dari Sea Surface Temperature Anomaly (SSTA) Nino 3.4. Relevansi antara curah hujan dan El Niño menggunakan korelasi Pearson. Historis kekeringan-banjir digunakan untuk menganalisis korespondensi dengan aktivitas El Niño. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa stasiun di bagian selatan lebih rentan kekeringan akibat penurunan curah hujan saat El Niño kuat berlangsung. Korelasi menunjukkan bahwa indeks El Niño berkaitan erat dengan kondisi kering pada hampir semua wilayah di bagian timur Bojonegoro. Indeks SSTA Nino 3.4 tepat digunakan untuk memprediksi curah hujan musim kemarau (Juni-Juli-Agustus-September). Kejadian kekeringan ekstrem konsisten dengan fenomena El Niño kuat.

 

References

Aldrian, E., L.D. Gates, dan F.H. Widodo. (2003). Variability of Indonesian rainfall and the influence of ENSO and resolution in ECHAM4 simulations and in the reanalyses. MPI Report 346, May 2003.

As-syakur, A. R., Adnyana, I.W.S., Mahendra, M.S., Arthana, I. W., Merit, I. N., Kasa, I. W., Ekayanti, N. W., Nuarsa, I. W., Sunarta, I. N. (2014). Observation of spatial patterns on the rainfall response to ENSO and IOD over Indonesia using TRMM Multisatellite Precipitation Analysis (TMPA). International Journal of Climatology, 34 (15), 3825-3839.

Chanda, A., Das, S., Mukhopadhyay, A., Ghosh, A., Akhand, A., Ghosh, P., ... & Hazra, S. (2018). Sea surface temperature and rainfall anomaly over the Bay of Bengal during the El Niño-Southern Oscillation and the extreme Indian Ocean Dipole events between 2002 and 2016. Remote Sensing Applications: Society and Environment, 12, 10-22.

Heriyanto. (2017). 80 Desa Rawan Terjadi Kekeringan Saat Musim Kemarau. https://beritabojonegoro.com/read/11193-80desarawan-terjadi-kekeringan- saat-musim-kemarau.html diakses tanggal 7 Juni 2017 pukul 06.40 WIB.

Inter-Government Panel on Climate Change (IPCC). (2007). Climate Change 2007: Synthesis Report. Valencia.

McGregor, G.R. dan S. Nieuwolt. (1998). Tropical Climatology. John Wiley & Sons Ltd. London.

Meyers, G., P. McIntosh, C. Pigot, M. Pook. (2007). The years of El Nino, La Nina, and interaction with the Tropical Indian Ocean. Journal of Climate, 20, 2872-2880.

Mulyanti, H. (2023). Keterkaitan antara El Niño-Southern Oscillation (ENSO) dengan Varibilitas Curah Hujan Bojonegoro, Berkala Ilmiah Pertanian, 6(1), 35-42.

Mulyanti, H., A. K. R. Sari. (2019). Anomali Hujan Bengawan Solo Hilir 1979-2017 serta Keterkaitannya dengan El Nino dan La Nina. Rekayasa Sipil, 13(1), 24-31.

Mulyanti, H., Harjono, H., Rendra, M.I. (2020). Penurunan Intensitas Hujan Ekstrem di Bengawan Solo Hilir dan Hubungannya dengan ENSO. Jurnal Ilmu Lingkungan 18 (1): 73-81.

Mulyanti, H., Sudibyakto, H.A., Hadi, M.P. (2015). Pengaruh ENSO dan IOD terhadap Kekeringan Meteorologis untuk Pengembangan Peringatan Dini Pertanian Padi Lahan Kering di Pulau Jawa. Jurnal Riset Kebencanaan Indonesia, 1 (2), 1 – 14.

Mulyanto. Kamis 29 Oktober 2015 pukul 08:00 WIB. Kekeringan Tahun Ini Lebih Parah, 80 Desa Krisis Air Bersih. https://beritabojonegoro.com/read/1664-kekeringan-tahun-ini-lebih-parah-80-desa-krisis-air-bersih.html

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). (2018). SSTA Nino3.4 HadISST. http://www.esrl.noaa.gov/psd/gcos_wgsp/Timeseries/Data/nino34.long.anom.data Diakses tanggal 1 November 2018.

Nuryanto, D.E. (2013). Karakteristik curah hujan Abad 20 di Jakarta berdasarkan kejadian iklim global. Jurnal Meteorologi & Geofisika, 14(3), 139-147.

Qian, J.H., A.W. Robertson, dan V. Moron. (2010). Interaction among ENSO, the Monsoon and Diurnal Cycle in Rainfall Variability Over Java, Indonesia. Journal of the Atmospheric Sciences, 67, 3509 – 3524.

Ropelewski, C.F. dan M.S. Halpert. (1987). Global and regional scale precipitation patterns associated with the El Nino/Southern Oscillation. Monthly Weather Review, 115, 1606 – 1626.

Santoso, A., McPhaden, M.J., Cai, W. (2017). The defining characteristics of ENSO extremes and the strong 2015/2016 El Nino. Reviews of Geophysics, 55(4), 1079-1129.

Satyawardhana, Trismidianto, H., Yulihastin, E. (2018). Influence of ENSO on Deviation of The Season Onset in Java Based on CCAM Downscaling Data. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 166: 012030.

Spinoni, J., Barbosa, P., Edoardo, B., et al. (2020). Future global meteorological drought Hot Spots: A study based on CORDEX Data. Journal of Climate, 33(9): 3635 – 3661.

Trenberth, K. E. (1997). The definition of El Niño.Bull. Ame.Met.Soc., 78 (12), 2771 – 2777.

World Meteorological Organization (WMO).2013. The global climate 2001-2010: A decade of climate extremes summary report. WMO. Switzerland.

Zhang, C. (2013). Madden-Julian Oscillation: bridging weather and climate. Bulletin of the American Meteorological Society, 94(12), 1849-1870.

Downloads

Published

2023-12-30