Perbandingan Nilai Ekonomi Lahan dalam Kasus Konversi Lahan Sawah di Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah

Authors

  • Ahmad Syalabi Mujahid Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada
  • Agam Marsoyo Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.29408/geodika.v3i2.1755

Keywords:

Konversi Sawah, Land Rent, Nilai Lahan, Opportunity Cost

Abstract

Lahan sawah di Kabupaten Lombok Tengah terus berkurang dengan laju 0,05% per tahun. Penyusutan tertinggi terdapat di Kecamatan Praya sebagai kecamatan dalam kawasan Perkotaan Praya. Penelitian ini bertujuan membandingkan nilai lahan sawah yang belum terkonversi dan dan telah terkonversi di Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Melalui teknik analisis data spasial diidentifikasi petak sawah baik yang belum ataupun sudah terkonversi untuk kemudian dijadikan unit analisis. Nilai ekonomi lahan dihitung dengan pendekatan land rent. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 13 bentuk konversi sawah dengan rasio nilai lahan sawah terhadap non sawah sebesar 1 : 32,7 menunjukkan besarnya nilai opportunity cost yang dapat diduga menjadi alasan pemilik lahan tidak mempertahankan lahan sawahnya.

References

Agrawal, S. & Gupta, R.D. (2016). School Mapping and Geospatial Analysis of Schools in Jasra Development Block of India. ISPRS-International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume 41 (B2): 145-150.

Akib, N.N. (2002). Studi Keterkaitan antara Nilai Manfaat Lahan (Land Rent) dan Konversi Lahan Pertanian di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

BPS (2019). Lombok Tengah dalam Angka 2019. Praya: Badan Pusat Statistik.

Hamdan. (2012). Ekonomi Konversi Lahan Sawah Menjadi Kebun Kelapa Sawit di Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Tesis. Bogor: IPB.

Harini, R., Yunus, H.Si., Kasto., Hartono, S. (2012). Agricultural Land Conversion: Determinants and Impact for Food Sufficiency in Sleman Regency. Indonesian Journal of Geography. 44 (2): 120-133.

Jauhiainen., Jussi, S. (2006). Urbanisation, Capital and Land-Use in Cities. Dalam Place and Location Studies in Environmental Aesthetics and Semiotics V. Diakses pada 14 April 2019 dari http://www.eki.ee/km/place/koht_5.htm.

Krannich, J.M. (2006). A Modern Disaster : Agricultural Land, Urban Growth and The Need for Federally Organized Comprehensive Land Use Planning Model. Cornell Journal of Law and Public Policy: 16 (1), Article 2: 57-99.

Nguyen, T.H.T., Tran, V.T., Bui, Q.T., Man, Q.H., Walter, T.d.V. (2016). Socio-Economic Effects Of Agricultural Land Conversion For Urban Development: Case Study of Hanoi, Vietnam. Land Use Policy. 54: 583–592.

Pambudi, Andika (2008). Analisis Nilai Ekonomi Lahan (Land Rent) pada Lahan Pertanian dan Permukiman di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.

Rondhi, M., Pratiwi, P.A., Handini, V.T., Sunartomo, A.F., Budiman, S.A. (2018). Agricultural Land Conversion, Land Economic Value, and Sustainable Agriculture: A Case Study in East Java. Land. 7. 148: 1-19.

Rustiadi, E., Saefulhakim, S., & Panuju, D.R. (2009). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Crespent Press & Yayasan Obor Indonesia.

Solecka, I., Sylla, M., & Swiader, M. (2017). Urban Srawl Impact on Farmland Conversion in Suburban Area of Wroclaw Poland. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. 245 (2017) 072002

Suparmoko. (1997). Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta: Pusat Studi Ekonomi UGM.

Downloads

Published

2019-12-31