Analisis Tapak Ekologi Kategori Lahan Terbangun untuk Penentuan Daya Dukung Lingkungan di Kabupaten Lombok Timur

Authors

  • Siti Anisa Ikhwan Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Hamzanwadi, Selong, Indonesia
  • Baiq Ahda Razula Apriyeni Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Hamzanwadi, Selong, Indonesia
  • Armin Subhani Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Hamzanwadi, Selong, Indonesia
  • Hasrul Hadi Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Hamzanwadi, Selong, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.29408/geodika.v7i1.18078

Keywords:

Tapak Ekologi, Biokapasitas, Defisit Ekologi, Lahan Terbangun

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Lombok Timur memicu terjadinya perubahan penggunaan lahan (land use change) yang semula merupakan lahan pertanian menjadi lahan terbangun. Hal ini memicu bertambahnya kebutuhan lahan untuk pemukiman dan berpengaruh kepada ketersediaan supply-demand sumberdaya Kabupaten Lombok Timur. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan sebuah pendugaan berbagai kebutuhan sumber daya agar dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil dan berdaya guna. Salah alat pendugaan yang dapat digunakan adalah dengan pendekatan Tapak Ekologi (Ecological Footprint). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif berbasis Sistem Informasi Geografi yang bertujuan untuk: 1) mengetahui nilai Tapak Ekologi (Ecological Footprint) kategori lahan terbangun di Kabupaten Lombok Timur, 2) mengetahui nilai Biokapasitas (Biocapacity) kategori lahan terbangun di Kabupaten Lombok Timur, 3) mengetahui nilai Defisit Ekologi kategori lahan terbangun di Kabupaten Lombok Timur. Hasil penelitian menunjukkan nilai tapak ekologi total Kabupaten Lombok Timur sebesar -117,25338 gha dan nilai biokapasitas total sebesar 0,02665 gha. Sedangkan nilai defisit ekologi sebesar -117,28 gha. Secara keseluruhan, Kabupaten Lombok Timur memiliki nilai defisit ekologi sebesar -117,28 gha, yang menunjukkan bahwa Kabupaten Lombok Timur termasuk wilayah dengan kategori cadangan karna masih surplus sumberdaya lahan. Artinya, Kabupaten Lombok Timur memiliki daya dukung lingkungan yang belum terlampaui.

Author Biography

Baiq Ahda Razula Apriyeni, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Hamzanwadi, Selong, Indonesia

Saya dosen tetap Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi di Universitas Hamzanwadi. Bidang Keilmuan/Keahlian Ilmu Perencanaan Wilayah.

References

Apriyeni, B. A. R., Murtilaksono, K., & Hadi, S. (2017). Analisis Tapak Ekologi untuk Arahan Pemanfaatan Ruang Pulau Lombok. Jurnal Tataloka, 19(1).69.

Awangga, R.M. (2018). Pengantar Sistem Informasi Geografis Konsep Dasar dan Aplikasi Pembangun SIG. Bandung: Unpublished Version.

Badan Pusat Statistik. (2021). Lombok Timur Dalam Angka 2021. Diakases dari http://lomboktimurkab.bps.go.id. pada tanggal 02 Juli 2022.

Bala, B. K., & Hossain, M. A. (2013). Modeling of ecological footprint and climate change impacts on food security of the Hill Tracts of Chittagong in Bangladesh. Environmental Modeling & Assessment, 18, 39-55.

Direktorat Jendral Penataan Ruang. (2010). Telapak Ekologis di Indonesia. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Ewing B, Moore D, Goldfinger S, Oursler A, Reed A, Wackernagel M. (2010). Ecological Footprint Atlas. Global Footprint Network.

Irawan B. (2005). Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan. Jurnal Penelitian Agro Ekonomi, 23(1):1-18.

Irawan B. (2008). Meningkatkan Efektifitas Kebijakan Konversi Lahan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 26(2):116-131.

Meilani, E. (2017). Analisis faktor-faktor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan petani karet di Desa Bhakti Negara Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan. Skripsi. UIN Raden Intan Lampung.

Munibah, K., Sitorus, S. R., Rustiadi, E., Gandasasmita, K., & Hartrisari, H. (2009). Model hubungan antara jumlah penduduk dengan luas lahan pertanian dan permukiman (studi kasus DAS Cidanau, Provinsi Banten). Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 11(1), 32-40.

Nirwansyah, A. W. (2017). Dasar Sistem Informasi Geografi dan Aplikasinya Menggunakan ARCGIS 9.3. Yogyakarta: Deepublish.

Pasandaran, E. (2006). Alternatif kebijakan pengendalian konversi lahan sawah beririgasi di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(4), 123-129.

Ridha, H.M. (2007). Pelestarian Lingkungan Hidup Nusa Tenggara Barat (Sebuah Catatan untuk Merumuskan Insentif dan Melaksanakan Inisiatif Dalam PSDA dan LH untuk Pembangunan Berkelanjutan di NTB). Mataram: Project Leader WWF Indonesia.

Santosa, M., Winaktoe, W. W., Widhianthini, P. N. S., Putra, A. R. S., Aditya, A., Respati, T., ... & Sumargo, B. (2021). Sistem Dinamik untuk Pembangunan Berkelanjutan. Perkumpulan Ahli Sistem Dinamik Indonesia (ASDI).

Wackernagel, M., Monfreda, C., Moran, D., Wermer, P., Goldfinger, S., Deumling, D., & Murray, M. (2005). National Footprint and Biocapacity Accounts 2005: The underlying calculation method. Gobal Footprint Network.

Downloads

Additional Files

Published

2023-06-30

Issue

Section

Articles