Analisis Kerentanan Desa di Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro terhadap Banjir Bandang
DOI:
https://doi.org/10.29408/geodika.v7i2.21330Keywords:
banjir bandang, kerentanan, indeks kerentanan, Kecamatan GondangAbstract
Banjir bandang merupakan kejadian alam yang sulit dihadapi karena terjadi dalam waktu sangat cepat. Banjir bandang merupakan ancaman serius bagi wilayah Kabupaten Bojonegoro di bagian selatan. Banjir bandang paling sering terjadi di Kecamatan Gondang, tercatat setidaknya 2-6 kali kejadian per tahun. Pengurangan risiko bencana telah menjadi arus utama dalam manajemen bencana, salah satunya dengan mengurangi kerentanan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kerentanan banjir bandang sehingga diperoleh tindakan adaptasi berdasarkan pada tingkat kerentanan. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa kondisi sosial, fisik, ekonomi dan lingkungan desa di Kecamatan Gondang tahun 2019-2021. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Data dianalisis menggunakan teknik skoring berdasarkan 4 indikator kerentanan yaitu indikator kerentanan sosial, kerentanan fisik, kerentanan ekonomi dan kerentanan lingkungan yang akan diakumulasikan menjadi indeks. Berdasarkan hasil penelitian, Desa Sambongrejo memiliki nilai indeks kerentanan tinggi dengan nilai dari tahun 2019-2021 yaitu 1,11 1,15 dan 1,12. Sedangkan Desa Pragelan memiliki nilai indeks kerentanan rendah dari tahun 2019-2020 yaitu 0,68 0,69 dan 0,71. Desa Gondang merupakan desa paling terdampak dengan indeks kerentanan 0,95 yang mendekati kategori indeks tinggi.
References
Aksa, F. I., Utaya, S., Bachri, S., & Handoyo, B. (2021). Geografi Bencana. Syiah Kuala University Press.
BAKORNAS PB. (2007). Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia.
BPBD Bojonegoro. (2021). Penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana.
Camp, J. (2022). What is a flash flood? A civil engineer explains. https://theconversation.com/what-is-aflash-flood-a-civil-engineer-explains-187961
JICA. (2012). Petunjuk Dan Tindakan System Mititgasi Banjir Bandang. Semarang: Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
Muawanah, A., & Priyono, K. D. (2016). Analisis Risiko Kerentanan Sosial Dan Ekonomi Bencana Longsorlahan di Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Mulyanto, H. R., Parikesit, N. A., & Utomo, H. (2012). Petunjuk Tindakan dan Sistem Mitigasi Banjir Bandang. Semarang: Direktorat Sungai Dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Bekerjasama Dengan JICA Project on Integrated Disaster Mitigation Management for Banjir Bandang.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&DP Sugiyono. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&d dan Penelitian Pendidikan). Bandung: CV. Alfabeta.
Suparto. (1995). Karakteristik dan Potensi Sumber daya Lahan daerah Tondano Selatan Sulawesi utara, Pusat penelitian tanah dan agroklimat dan BAPPEDA Tk. I Sulawesi Utara. Manado
Suryapuspita, M., Saputra, A. S., Suryoto, S., & Ramdan, N. A. W. (2022). Upaya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Mitigasi Bencana Kekeringan di Kabupaten Bojonegoro. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 9(3), 425-437.
Tumpu, M., Jamal, M., SYAHRIR, M., Pasanda, O. S., Lapian, F. E. P., Rustam, M. S. P. A., ... & Muliawan, I. W. (2023). Infrastruktur Berbasis Mitigasi Bencana. Makassar: Tohar Media.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Utama, L., & Naumar, A. (2015). Kajian kerentanan kawasan berpotensi banjir bandang dan mitigasi bencana pada daerah aliran sungai (DAS) Batang Kuranji Kota Padang. Rekayasa Sipil, 9(1), 21-28.
Yulaelawati, E. (2008). Mencerdasi Bencana: Banjir, Tanah Longsor, Tsunami, Gempa Bumi, Gunung Api, Kebakaran. Grasindo.
