Pengaruh latihan menggunakan resistance band dan medicine ball terhadap kekuatan otot lengan atlet : Pendahuluan  Olahraga adalah aktivitas fisik yang kini semakin digemari oleh masyarakat luas. Kegiatan ini mencakup berbagai bentuk latihan yang terstruktur untuk membina dan mengembangkan kemampuan fisik, mental, serta sosial seseorang. Olahraga bisa dilakukan secara individu maupun tim, dengan tujuan antara lain menjaga kebugaran tubuh, meningkatkan kemampuan fisik, meraih prestasi di bidang olahraga, serta sebagai sarana rekreasi atau hiburan. Olahraga juga memiliki manfaat yang luas anatara lain meningkatkan kesehatan tubuh, menjaga postur tubuh dan menghindari resiko cidera. Menurut (Rohmah, 2018) olahraga adalah serangkaian gerakan atau latihan fisik dengan terencana yang dilakukan seseorang secara sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Aktivitas olahraga memiliki dampak besar terhadap tingkat kebugaran fisik seseorang, sehingga olahraga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kegiatan olahraga harus dilakukan secara terarah dengan menerapkan teknik yang benar. Di samping itu, pemilihan jenis olahraga perlu disesuaikan dengan usia, bentuk aktivitas, dan memperhatikan faktor keselamatan selama pelaksanaannya. Dari berbagai jenis olahraga baru yang berkembang di Indonesia, petanque menjadi salah satu olahraga yang cukup diminati oleh masyarakat, baik dari kalangan anak-anak, muda maupun tua. Petanque sendiri adalah salah satu bentuk permainan boules, yang tujuan utamanya adalah melempar bola logam sedekat mungkin ke arah bola kayu kecil yang disebut boka, sambil menjaga agar posisi kaki tetap berada di dalam lingkaran saat melempar (Irawan & Pangesti, 2020). Umumnya, permainan ini dilakukan di lapangan dengan permukaan tanah yang keras, meskipun bisa juga dimainkan di atas rumput, pasir, atau permukaan lainnya. Namun, dalam ajang kompetisi nasional maupun internasional, standar yang digunakan adalah lapangan dengan tanah keras. Pada hakikatnya permainan petanque adalah mengumpulkan   poin   sebanyak   11   atau   13   poin   dan   mencegah   pemain   lawan   untuk mendapatkan poin (Yudho et al., 2023). Petanque merupakan olahraga yang membutuhkan tingkat konsentrasi dan keterampilan yang tinggi untuk melempar bola-bola berbahan besi dengan tujuan mendekatkan bola kayu yang disebut jack (Fahrizal., 2023). Lapangan resmi petanque memiliki ukuran 4x15 meter dan dimainkan di permukaan yang keras dengan batu koral di atasnya. Para pemain harus mengandalkan ketangkasan dan kecermatan dalam melempar bola dengan tepat agar bisa mendekatkan bola yang mereka lempar ke arah jack.  Olahraga ini menuntut para pemain untuk merancang strategi, memperkirakan jarak secara tepat, serta mempertimbangkan kekuatan dan sudut lemparan dengan cermat guna memperoleh hasil yang optimal. Petanque adalah olahraga yang memiliki tujuan untuk mencetak 13 poin guna memenangkan pertandingan. Untuk mendapatkan poin dalam permainan ini, pemain harus melempar bola besi (bosi) sedekat mungkin ke arah jack atau bola kayu. Poin akan dihitung di akhir permainan berdasarkan jumlah bola besi yang paling dekat dengan jack. Seluruh atlet wajib melempar bola dari pusat lingkaran yang disebut cirkel, dan harus memastikan tidak menginjak atau melewati lingkaran sebelum bola mencapai target. Petanque dapat dimainkan dalam bentuk tim, baik dalam kategori double atau triple, namun juga ada yang dimainkan secara individu atau single. Selain pertandingan beregu, terdapat juga nomor shooting game di mana pemain hanya melakukan tembakan ke target. Nomor shooting game terdiri dari 5 disiplin dengan jarak tembakan yang berbeda, yaitu 6m, 7m, 8m, dan 9m, dengan titik yang dihasilkan berkisar antara 0 hingga 5 titik. Total skor maksimal yang dapat dicapai dalam permainan menembak nomor berapa pun adalah 100 poin. Pada nomor single dan double, setiap atlet memegang 3 bola besi, sedangkan pada nomor triple, setiap atlet hanya membawa 2 bola. Peraturan ini telah diatur dalam peraturan petanque yang tertulis dalam pasal 1, dan tidak dapat diganggu gugat. Mengingat durasi permainan yang cenderung lama, para pemain dituntut memiliki kondisi fisik yang prima. Kondisi fisik tersebut mencakup daya tahan tubuh yang tinggi, kekuatan, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, serta koordinasi yang baik. Fisik yang terlatih tidak hanya mendukung pergerakan tubuh secara optimal, tetapi juga meningkatkan kualitas teknik permainan serta memperkuat aspek mental atlet. Beberapa aspek kondisi fisik yang sangat penting dimiliki oleh atlet petanque antara lain adalah daya ledak otot lengan, kelentukan bahu, dan rasa percaya diri. Manurut (Raynaldo, 2023)  terdapat sepuluh komponen utama kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet, yaitu: kekuatan (strength), daya tahan (endurance), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), keseimbangan (balance), kecepatan (speed), daya ledak (power), ketepatan (accuracy), dan reaksi (reaction). Di antara semua aspek tersebut, kekuatan otot lengan menjadi salah satu faktor kunci dalam menghasilkan lemparan yang kuat dan akurat, terutama saat melakukan teknik shooting secara efektif (Raynaldo, 2023). Ada beberapa faktor-faktor yang di perlukan dalam olahraga petanque yaitu, faktor fisik, meliputi kekuatan lengan dan bahu untuk melempar bola, keseimbangan dan koordinasi untuk mengatur keseimbangan, fleksibilitas dan mobilitas untuk mengatur posisi tubuh, daya ledak untuk melempar bola dengan kuat, Faktor teknik yaitu teknik lemparan yang tepat, pengaturan jarak dan sudut lemparan, kontrol kecepatan dan arah bola, strategi permainan teknik melempar bosi berdiri atau duduk, Faktor mental yaitu, konsentrasi dan fokus, ketenangan dan pengendalian emosi, percaya diri dan motivasi, dan kemampuan menghadapi tekanan dan stres. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada atlet petanque universitas muhammadiyah palopo, terdapat 3 kali lemparan shoting dari 5 season yang tidak mengenai target dan juga 7 kali lemparan pointing yang tidak mendekati boka saat melakukan game dari 13 poin, serta kontrol kekuatan otot lengan yang masih kurang karena ketika atlet lama melakukan permainan atlet merasa lengan serta jari-jari tangan atlet menjadi pengal yang mengakibatkan atlet sulit untuk mengontrol tenaga saat memegang boal. Penelitian ini berfokus pada pengaruh latihan menggunakan resistance band dan medicine ball untuk meningkatkan kekuatan otot lengan pada atlet petanque  universitas muhammadiyah palopo. Resistance band dan medicine ball adalah alat pelatihan kekuatan dan kondisi fisik yang banyak digunakan terutama pada peninggkatan kekuatan otot lengan. Oleh karena itu peneliti mengambil kedua alat latihan tersebut untuk dilakukan penelitian karena kekuatan otot lengan atlet petanque universitas muhammadiyah palopo masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kekuatan otot lengan atlet petanque. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan otot lengan atlet adalah dengan menggunakan metode latihan Resistance band dan medicine ball. Resistance band dan medicine ball merupakan latihan yang bersifat interval. Dengan latihan kekuatan tangan, berguna untuk melatih kelenturan dan kekuatan fisik atlet. Selain itu, Resistance band dan medicine ball biasanya merujuk pada peralatan yang membantu dalam latihan untuk melatih kekuatan lengan. Latihan dengan menggunakan Resistance band dan medicine ball dilakukan dengan menargetkan bagian otot tertentu yang berguna untuk meningkatkan kebugaran, keterampilan, kelenturan atau kekuatan. Dalam permainan petanque lemparan dibagi menjadi dua yaitu pointing dan shooting. (Widodo & Hafidz, 2018) Pointing merupakan teknik melempar bola besi dengan tujuan mendekatkannya sedekat mungkin ke bola sasaran (boka). Sementara itu, shooting adalah teknik melempar yang bertujuan untuk menggeser atau menyingkirkan bola besi milik lawan dari posisi dekat dengan boka sejauh mungkin. Dalam petanque, pointing merupakan teknik penting yang memerlukan ketepatan, kontrol, rotasi, dan strategi agar bola dapat mendekati cochonnet dan mencetak poin. Shooting merupakan teknik penting dalam petanque yang tidak hanya untuk bertahan, tapi juga untuk menyerang. Dengan menguasai teknik shooting yang tepat, pemain dapat mengontrol jalannya permainan, membatasi poin lawan, dan membuka peluang untuk menangan (Oktavianus et al., 2024).  Menurut (Supriyoko & Mahardika, 2018) dalam (Hanief,  Puspodari,  &  Sugito,  2017) Kondisi fisik merupakan kebutuhan yang diperlukan dalam meningkatkan kinerja atlet, dan bahkan dapat dianggap sebagai kebutuhan dasar yang tidak dapat ditunda atau dinegosiasikan. Dalam (Subarjah, 2013) Komponen kondisi fisik terdiri dari beberapa unsur seperti kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan umum, kelentukan, kecepatan, koordinasi, agilitas, dan keseimbangan. Meningkatkan kondisi fisik, berarti mengembangkan atau meningkatkan kemampuan fisik (physical abilities) atlet. Menurut (Prima & Kartiko, 2021) Kondisi fisik merupakan salah satu prasayarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi. Dalam (Prima & Kartiko, 2021) Kondisi fisik merupakan komponen terpenting dalam penunjang prestasi. Kondisi fisik terdiri dari kondisi fisik umum dan kondisi fisik khusus. Kondisi fisik umum merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan kemampuan prestasi tubuh yang dimiliki. Kondisi fisik khusus merupakan kemampuan fisik yang dikhususkan untuk suatu cabang olahraga tertentu. Keberhasilan dalam proses latihan sangat tergantung dari kualitas latihan yang dilaksanakan, karena proses latihan merupakan perpaduan kegiatan dari berbagai faktor pendukung. Menurut (Binsar Hasudungan Sihombing, 2025) Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar, sistematis, dan memiliki tujuan tertentu. Latihan   adalah   proses   yang   dilakukan secara   sistematis   serta berulang-ulang   dengan   jumlah   beban   yang   kian   hari   kian   bertambah  (Jalil, 2023).  Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis anak latih atau atlet. Menurut (Imam Pribadi, 2020). Latihan adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam meningkatkan fungsional tubuh. Resistance band merupakan alat olahraga fitness yang terbuat dari karet dengan pegangan tangan yang menjadi tumpuan (Pairi et al., 2023). Band resistensi adalah peralatan pelatihan resistensi yang didukung oleh pegangan karet fleksibel (Firansyah et al., 2023). Menurut (Sembiring, 2022) dalam Mario (2017: 152) membuktikan bahwa dengan latihan resistance band adalah latihan sederhana meningkatkan potensi energi otot yang menyebabkan peningkatan kualitas kekuatan secara keseluruhan pada otot sementara latihan praktis dengan resistance band memperbaiki kontrol dan harmonisasi otot yang akurat selain itu juga berguna untuk penurunan berat badan (fatloss).  Medicine ball disebut bola kesehatan, karena medicine ball adalah suatu alat yang digunakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Menurut Chu (2000: 93) dalam (Indrajaya, 2019)medicine ball disebut bola kesehatan, karena medicine ball adalah suatu alat yang digunakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Kegunaan medicine ball yaitu untuk tenaga dan kekuatan khususnya pada kekuatan otot lengan. Dalam (Amalia Yunia Rahmawati, 2020) Medicine ball atau yang disebut bola latih memiliki bentuk bola padat yang terbuat dari bahan karet dan didalamnya terdapat pasir sebagai pemberat. Latihan medecine ball merupakan latihan dengan variasi menggunakan bola yang bertujuan melatih kekuatan otot lengan. Latihan medecine ball 3 menggunakan bola yang mempunyai berat 1-10 kg. untuk pemula dianjurkan menggunkan bola yang ringan terlebih dahulu ukuran 1-3 kg. setelah itu, untuk meningkatkan hasil lebih maksimal, kita dapt menggatin bolanya ke ukuran yang lebih berat secara bertahap atau meperbanyak jumlah repetisi atau setnya (Sari, 2019) Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan menjadi acuan penelitian ini adalah Penelitian yang dilakukan oleh (Sembiring, 2022) dengan judul Pengaruh Latihan Resistance Band Terhadap Kekuatan Otot Lengan Pada Atlet Renang Putra Usia 12-13 Tahun Sailfish Swimming Club Medan 2021. Selain itu terdapat pula penelitian (PRILIYO, 2024) Dengan Judul Perbandingan Pengaruh Latihan Variasi Medicine Ball Dan Resistance Band Terhadap Hasil Ketepatan Fast Bowling Padaatlet Cricket Kota Jambi. Membandingkan efek latihan medicine ball dengan resistance band pada atlet cricket. Serta penelitian (Indrajaya, 2019) dengan Judul Pengaruh Latihan Medicine Ball Pass Terhadap Power Lengan Atlet Putra Ekstrakurikuler Bola Basket Sma Negeri 3 Yogyakarta. Menurut  (Putu et al., 2022) Latihan menggunakan medicine ball bertujuan untuk mengembangkan berbagai kelompok otot tubuh, seperti otot bahu, punggung, kaki, perut, dan tangan, yang secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan kekuatan otot lengan. Menurut (Oktavianus et al., 2024) Resistance band dapat digunakan untuk membantu proses penguatan otot tubuh manusia, memperkuat stabilitas sendi, memperkuat ligament, dan stabilitas sekelompok otot, sehingga berpengaruh pada latihan ketahanan dan meningkatkan potensi energi otot yang menghasilkan peningkatan kualitas kekuatan secara keseluruhan pada otot. Berdasarkan kalimat tersebut latihan resistance band dan medicine ball bertujuan meningkatkan kekuatan otot terutama pada otot lengan.   Metode  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen quasi (quasi experimen), yaitu metode yang bertujuan untuk menguji pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain atau menguji bagaimana hubungan sebab akibat antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Metode penelitian eksperimen memiliki perbedaan yang jelas dibanding dengan metode penelitian lainnya, yaitu adanya pengontrolan terhadap variabel penelitian dan adanya pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen.  Menurut (Zakiyah, 2017) dalam Stouffer (1950) dan Campbell (1957) merumuskankan eksperimen kuasi (quasiexperiment) sebagai eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan pembandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain two group prete-postes, dimana peneliti akan melihat perubahan kekuatan otot lengan atlete setelah diberikan perlakuan yaitu dengan program latihan menggunakan resistance band dan medicine ball.   Gambar 1. Desain Penelitian. 	Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet petanqu UM palopo yang berjumlah 20 orang. Dari jumlah 20 orang tersebut digunakan sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap yaitu pretes untuk mengukur kekuatan otot lengan atlet dan posttest untuk mengukur kekuatan otot lengan atlet setelah diberikan perlakuan. Alat ukur yang digunakan yaitu adalah tes push-up. Setiap atlet akan menjalani pretest sebelum latihan dimulai dan posttest setelah 16 kali pertemuan latihan. Pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan didampingi pelatih untuk menjamin validitas dan objektivitas pengukuran. Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik kuantitatif. Langka pertama yaitu analisis deskriptif untuk melihat nilai minimum, maksimum, mean, median, range, dan standar deviasi dari data yang dikumpulkan. Kemudian uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui nilai normal data, uji homogenitas yang digunakan untuk melihat nilai kesamaan dari latihan resistance band dan medicine ball, uji hipotesis pairet sample test digunakan untuk melihat apakah ada perbandingan dari latihan resistance band dan medicine ball, dan uji hipotesis independen sample test digunakan untuk melihat apakah ada perbandingan antara latihan resistance band dan medicine ball. Diharapkan hasil analisi ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh latihan resistance band dan medicine ball terhadap kekuatan otot lengan atlet petanque.  Hasil  Penelitian ini termasuk jenis eksperimen yang melibatkan tes awal dan tes akhir untuk menilai pengaruh latihan menggunakan alat bending tangan terhadap kemampuan shooting atlet Petanque di Kota Palopo.  Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu latihan menggunakan resistance band dan medicine ball dan variabel dependen yaitu kekuatan otot lengan atlet petanque UM palopo.  Analisis deskriptif data bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai data penelitian. Analisis ini diterapkan pada data pretest dan posttest atlet Petanque UM palopo yang diperoleh dalam penelitian. Proses analisis deskriptif mencakup penghitungan nilai rata-rata (mean), median, standar deviasi, serta nilai minimum dan maksimum.    Tabel 1. Deskriptif Statistik Latihan Resistance Band Dan Medicine Ball Sumber data N Skor maksimum Skor minimum  Mean  Standar deviasi  Pretes kelompok A 10 37 12 22.80 9.496  Postes kelompok A 10 45 16 28.30 10.350  Pretes kelompok B 10 35 15 26.20 6.877  Postes kelompok B 10 43 19 32.90 7.992   Dari hasil penghitungan statistik latihan resistance band diperoleh bahwa hasil pretes, skor minimum yaitu 12, skor maksimal yaitu 37, rata-rata sebesar 22.80, dan standar devisiasi sebesar 9.496, hasil postes didapat skor minimum 16, skor maksimum 45, rata-rata sebesar 28.30, dan standar deviasi sebesar 10.350. Dan Dari hasil penghitungan statistik latihan medicine baldiperoleh bahwa hasil pretes skor, minimum yaitu 15, skor maksimal yaitu 35, rata-rata sebesar 26.20, dan standar devisiasi sebesar 6.877. Dan hasil postes didapat skor minimum 19, skor maksimum 43, rata-rata sebesar 32.90, dan standar deviasi sebesar 7.992.  Tabel 2. Uji Normalitas Latihan Resistance Band Dan Medicine Ball Sumber data  Df  Sig  Keterangan  Pretes kelompok A 10 0,106 Normal  Postes kelompok A 10 0,259 Normal   Pretes kelompok B 10 0,166 Normal   Postes kelompok B 10 0,231 Normal    Dari hasil uji normalitas pretes latihan resistance band didapat bahwa nilai siginifikansi sebesar 0,106 dan  Posttest Latihan resistance band sebesar 0,259. Data tersebut dapat dinyatakan normal karena nilai sig > 0.05. Dan dari hasil uji normalitas pretes latihan medicine ball didapat bahwa nilai siginifikansi sebesar 0,166 dan  Posttest Latihan medicine ball sebesar 0,231. Data tersebut dapat di nyatakan normal karena nilai sig > 0.05.  	Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi data sama atau untuk memastikan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen. Tabel 3. Uji Homogenitas Pretes Dan Pottest  Sumber data  N Sig  Keterangan  Postes kelompok A 10 0,746 Homogen  Postes kelompok B 10 0,584 Homogen    Dari tabel di atas dapat dilihat nilai posttest dari Latihan resistance band sebesar (0,746) > 0,05 dan Medicine Ball dengan signifikansi (0,584) > 0,05 sehingga data bersifat homogen. Karena semua data bersifat homogen maka analisis data dapat dilanjutkan. Uji hipotesuis paired sample T-test  digunakan untuk melihat apakah ada perbandingan dari latihan resistance band dan medicine ball terhadap kekuatan otot lengan atlet petanque UM palopo.      Tabel 4. Uji Pairet Sample Latihan Resistance Band Dan Medicine Ball Sumber data  N Sig.(2-tailed) Keteranga   Postes dan postes kelompok A 10 0,000 Hipotesis   Postes dan postes kelompok B 10 0,000 Hipotesis   Dari Hasil Uji Hipotesis Dapat Dilihat Bahwa, Nilai Signifikansi 2-Tailed Dari Latihan Resistance Band Yaitu 0,000< 0,05, Dan Nilai Signifikansi 2-Tailed Latihan Medicine Ball Yaitu 0,000<0,05 Maka Hasil Ini Menunjukkan Terdapat Perbedaan Yang Signifikan Antara Pretes Dan Postes Latihan Resistance Band Dan Pretes Dan Postes Latihan Medicine Ball, Dari Data Tersebut Dapat Di Katakan Bahwa Ha Diterima Dan Ho Di Tolak. Uji Hipotesis Independen Sample Test Digunakan Untuk Melihat Apakah Ada Perbandingan Antara Latihan Resistance Band Dan Medicine Ball Terhadap Kekuatan Otot Lengan Atlet Petanque UM Palopo Tabel 5. Uji Independent Sample Test Latihan Resistance Band Dan Medicine Ball Sumber data  N T-tabel  T-hitung  Sig.(2-tailed)  Postes dan postes kelompok A 10 1,112 2,101 0,281  Postes dan postes kelompok B 10 1,112 2,101 0,282  Dari hasil uji hipotesis independent sample test dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 2-Tailed 0,281>0,05 dan 0,282>0,05 maka hasil ini menunjukka terdapat perbedaan antara latihan resistance band dan medicine ball maka  Ha di terima dan Ho di tolak yang berarti ada pengaruh antara latihan menggunakan resistance band dan medicine ball. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan resistance band dan medicine ball terhapat kekuatan otot lengan atlet petanque UM palopo. Berdasarkan analisis uji yang dilakukan maka dapat diketahui penelitian yang peneliti lakukan pada atlet petanque Um palopo menunjukkan hasil latihan medicine ball memberikan efek yang lebih besar dengan peningkatan rata-rata dari pre-test (26,20) ke post-test (32,90), dibandingkan dengan resistance band yang memiliki hasil pre-test (22,80) dan post-test (28,30). Dari rata-rata nilai yang diperoleh atlet pada saat pretest menunjukkan bahwa sebagian besar atlet mengalami kesulitan dalam melakukan tembakan secara akurat dan konsisten. Kondisi ini mencerminkan bahwa kekuatan otot lengan dan koordinasi tangan-mata atlet belum cukup baik untuk mendukung teknik shooting yang efektif. Hal ini juga dapat disebabkan oleh kurangnya latihan yang fokus pada penguatan otot lengan atas dan kestabilan pergelangan tangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian (PRILIYO, 2024) Dengan Judul “Perbandingan Pengaruh Latihan Variasi Medicine Ball Dan Resistance Band Terhadap Hasil Ketepatan Fast Bowling Padaatlet Cricket Kota Jambi”. Dengan membandingkan efek latihan medicine ball dengan resistance band pada atlet cricket. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun kedua metode meningkatkan kekuatan otot lengan, latihan medicine ball memberikan efek yang lebih besar dengan peningkatan rata-rata dari pre-test (16,29) ke post-test (24,29), dibandingkan dengan resistance band yang memiliki hasil pre-test (16,29) dan post-test. Hal tersebut dikarenakan pelatihan medicine ball yang diberi berakibat kondisi anatomi dan fisiologis dari otot lengan bekerja lebih keras dan cepat. Pembebanan latihan yang diberikan terdapat otot lengan melalui pelatihan medicine ball akan berpengaruh dalam perubahan peningkatan power otot lengan.  Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Sembiring, 2022) dengan judul Pengaruh Latihan Resistance Band Terhadap Kekuatan Otot Lengan Pada Atlet Renang Putra Usia 12-13 Tahun Sailfish Swimming Club Medan 2021. dengan diberikan latihan selama 3 minggu, Dimana dari data yang ditampilkan semua atlet mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai rata-rata peningkatan adalah 2,75. Dan jika dipersentasekan rata-rata persentase dari hasil test dan pengukuran sebesar 24%. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya peningkatan yang terjadi pada prestest dan postest sebesar 24%. Hal ini menunjukan bahwa latihan resistance band dapat meningkatkan kekuatan otot lengan yang berdampak pada peningkatan kecepatan renang pada atlet, Serta penelitian (Indrajaya, 2019) dengan Judul Pengaruh Latihan Medicine Ball Pass Terhadap Power Lengan Atlet Putra Ekstrakurikuler Bola Basket Sma Negeri 3 Yogyakarta, menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari latihan medicine ball pass terhadap power lengan atlet putra ekstrakurikuler SMA Negeri 3 Yogyakarta. Dengan menggunakan desain eksperimen pre-test dan post-test, penelitian ini menemukan bahwa latihan tersebut meningkatkan power lengan atlet secara signifikan, dengan nilai t hitung mencapai 26,599, dalam penelitian (Sari, 2019) Hasil penelitian adalah kelompok medicine ball chest throw dan medicine overhead throw terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Dalam nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,00 dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kedua latihan medicine ball chest throw dan medicine overhead throw terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot lengan karena nilai Sig. (2-tailed) 0,00 < 0,05., pelatihan medicine ball chest throw berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot lengan, pelatihan medicine overhead throw berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot lengan, hasil kedua latihan sama-sama memilki hasil yang signifikan atau ada pengaruh terhadap kekuatan otot lengan namun dalam rata-rata (mean) yang paling berpengaruh adalah latihan medicine chest trow dari pada latihan medicine overhead throw. Dari dua penelitian yang sejalan selanjutnya menunjukkan bahwa latihan menggunakan medicine ball lebih memberikan pengaruh dilihat dari nilai rata-rata pretes dan postes Latihan.	  Simpulan  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan penggunaan latihan medicine ball terhadap kekuatan otot lengan atlet petanque um palopo lebih baik penggunaannya dibanding dengan latihan resistance band, dimana hasil pretest latihan resistance band mendapatkan skor lebih rendah dari latihan medicine ball.  Pernyataan Penulis  Penulis menyatakan bahwa artikel ini merupakan karya asli yang belum pernah dipublikasikan pada jurnal ilmiah manapun, baik dalam bentuk cetak maupun digital, dan tidak sedang dalam proses pengajuan di tempat lain. Segala bentuk kutipan dan referensi telah dicantumkan sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, arahan, dan motivasi selama proses penulisan artikel ini.

Nurul Annisa; A. Heri Riswanto; Rachmat Hidayat; Suaib Nur; Binsar Hasudungan Sihombing

doi:10.29408/porkes.v8i3.31698

Authors

Nurul Annisa Universitas Muhammadiyah Palopo
A. Heri Riswanto Universitas Muhammadiyah Palopo
Rachmat Hidayat Universitas Muhammadiyah Palopo
Suaib Nur Universitas Muhammadiyah Palopo
Binsar Hasudungan Sihombing Universitas Muhammadiyah Palopo

DOI:

https://doi.org/10.29408/porkes.v8i3.31698

Keywords:

Petanque; arm muscle strength; resistance band; medicine ball

Abstract

This study aims to determine the effect of training using resistance bands and medicine balls on improving arm muscle strength among petanque athletes at Universitas Muhammadiyah Palopo. The research employed an experimental design with two groups and a pretest-posttest approach. The subjects consisted of 20 petanque athletes who were divided into two groups. The data collection technique used was a test, and the research instrument employed to measure the arm muscle strength of petanque athletes at Universitas Muhammadiyah Palopo was the push-up test. Data analysis was conducted using the SPSS program. The results showed that both training methods had a significant effect on improving arm muscle strength. The group that underwent training with the medicine ball showed a higher average increase in arm muscle strength, with pretest results of 26.20 and posttest results of 32.90, compared to the group that trained using the resistance band, which obtained pretest results of 22.80 and posttest results of 28.30. These findings indicate that training with a medicine ball is more effective in increasing arm muscle strength among petanque athletes at Universitas Muhammadiyah Palopo. It can be concluded that training using resistance bands and medicine balls has a positive effect on improving the arm muscle strength of petanque athletes.

References

Amin, H., & Adnan, A. (2020). Studi Tentang Beberapa Komponen Kondisi Fisik Atlet Bolavoli SMK Negeri 1 Kota Solok. Jurnal Patriot, 2(1), 266-277. http://patriot.ppj.unp.ac.id/index.php/patriot/article/view/654

Andika, I. P. H. W. (2022). Pengaruh Metode Pelatihan Beban Medicine Ball Throw dan Panjang Lengan terhadap Power Otot Lengan Atlet Cricket Buleleng. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 8(1), 1-15. https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/jpkr/article/view/1365

Arib, M. F., Rahayu, M. S., Sidorj, R. A., & Afgani, M. W. (2024). Experimental Research dalam Penelitian Pendidikan. Innovative: Journal of Social Science Research, 4(1), 5497-5511. https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/8468

Cahyono, F. D., Wiriawan, O., & Setijono, H. (2018). Pengaruh Latihan Traditional Push Up, Plyometric Push Up, dan Incline Push Up terhadap Kekuatan Otot Lengan, Power Otot Lengan, dan Daya Tahan Otot Lengan. Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 4(1), 54-72. https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v4i1.12004

Cintas, A., García, J., & Rodríguez, P. (2021). Effect of Medicine Ball Training on Upper Limb Strength and Throwing Performance. Journal of Sports Science and Medicine, 20(3), 450–457.

Firansyah, A., Kahar, I., & Rahmatia, R. (2023). Pengaruh Latihan Squat Menggunakan Resistance Band terhadap Kemampuan Shooting Sepak Bola. Jurnal Pendidikan Olahraga JPO. 12(1), 151-161. https://journal.upgripnk.ac.id/index.php/olahraga/article/view/5603

Fleck, S.J., & Kraemer, W.J. (2014). Designing Resistance Training Programs. Human Kinetics.

Fahrizal, M. R. D., & Herpandika, R. P. (2023). Hubungan Koordinasi Mata Tangan, Kelentukan Pergelangan dan Konsentrasi dengan Ketepatan Shooting Petanque Puslatkab Kabupaten Mojokerto. SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga, 4(2), 157-162. https://doi.org/10.46838/spr.v4i2.345

Irawan, F. A., & Pangesti, O. P. D. A. (2020). Bokavia Sebagai Alternatif Media Pembelajaran pada Olahraga Petanque. Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 10(1), 23–27. https://doi.org/10.15294/miki.v10i1.21368

Mahesar, M. R., Husin, S., & Wicaksono, L. (2018). Pengaruh Latihan Medicine Ball dan Resistance Band Terhadap Hasil Lemparan Fast Bowling Cricket. JUPE (Jurnal Penjaskesrek), 6(3). 1-13

McArdle, W.D., Katch, F.I., & Katch, V.L. (2015). Exercise Physiology: Nutrition, Energy, and Human Performance. Lippincott Williams & Wilkins.

Oktavianus, L. G., Setiakarnawijaya, Y., & Resmana, D. (2024). Perbandingan Latihan Kekuatan Resistance Band dan Dumbbell terhadap Hasil Shooting Jarak 6 Meter Cabang Olahraga Petanque. Harmoni Pendidikan: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(4), 124–136. https://doi.org/10.62383/hardik.v1i4.735

Okanansa, R., Sukendro, S., & Mardian, R. (2022). Pengaruh Latihan Ladder Drill terhadap Penigkatan Kelincahan pada Atlet Bulutangkis PB UNJA Usia 9-13 Tahun. Cerdas Sifa Pendidikan, 11(2), 86-96. https://doi.org/10.22437/csp.v11i2.19657

Pairi, P., Riswanto, A. H., & Hajeni, H. (2023). Pengaruh Latihan Squat Menggunakan Resistence Band terhadap Kekuatan Tungkai Tim Futsal Putri Universitas Muhammadiyah Palopo. Journal of S.P.O.R.T. 7(2), 284-300. https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/sport/article/view/7327

Priliyo, M. B. (2024). Perbandingan Pengaruh Latihan Variasi Medicine Ball dan Resistance Band Terhadap Hasil Ketepatan Fast Bowling Padaatlet Cricket Kota Jambi. Journal Αγαη, 15(1), 37–48.

Pribadi, I., Kahar, I., Hakim, N., & Tombeu, O. (2023). Implementasi Latihan Sepak Sila Berpasangan terhadap Peningkatan Hasil Belajar pada Permainan Sepak Takraw. Jurnal MensSana, 8 (1), 42-51. http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/316

Prima, P., & Kartiko, D. C. (2021). Survei Kondisi Fisik Atlet pada Berbagai Cabang Olahraga. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 9(1), 161–170. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/article/view/38005

Rahman, F. T., Hidayah, N. U., & Rismayadi, A. (2021). Latihan Medicine Ball Throw dan Resistance Band Meningkatkan Ketepatan Three Point Shoot Pemain Bola Basket. Jurnal Kepelatihan Olahraga, 13(2), 125-133. https://doi.org/10.17509/jko-upi.v13i2.35403

Rohmah, M. Q., & Purnomo, M. (2018). Pengaruh Latihan Chest Press Resistance Band dan Push Up terhadap Kekuatan Otot Lengan Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Prestasi Olahraga, 1(4). https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-prestasi-olahraga/article/view/26211

Sihombing, B. H., & Hamzah, F. (2025). Pengaruh Bentuk Latihan Kekutan Genggaman Tangan Terhadap Pukulan Servis pada Atlit Junior Aulia Tenis Akademi Makassar. Jurnal Dunia Pendidikan, 5(5), 1550-1559. https://jurnal.stokbinaguna.ac.id/index.php/JURDIP/article/view/3393

Sembiring, J. B., & Nasution, M. F. A. (2022). Pengaruh Variasi Latihan Resistance Band Terhadap Kekuatan Otot Lengan pada Atlet Renang Putra Usia 12-13 Tahun Sailfish Swimming Club Medan Tahun 2021. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 21(1). 1-12. https://doi.org/10.24114/jik.v21i1.34457

Subarjah, H. (2013). Latihan Kondisi Fisik. Jurnal Educacion, 53(9), 266–276.

Supriyoko, A., & Mahardika, W. (2018). Kondisi Fisik Atlet Anggar Kota Surakarta. Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran, 4(2), 280. https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v4i2.12540

Sari, D. A., & Purnomo, M. (2019). Pengaruh Latihan Medicine Ball Chest Throw dan Medicine Overhead Throw Terhadap Kekuatan Otot Lengan. Jurnal Prestasi Olahraga, 2(2).1-12. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-prestasi-olahraga/article/view/29870

Widodo, W., & Hafidz, A. (2018). Kontribusi Panjang Lengan, Koordinasi Mata Tangan, dan Konsentrasi Terhadap Ketepatan Shooting pada Olahraga Petanque. Prestasi Olahraga, 3(1), 1–6. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-prestasi-olahraga/article/view/24070

Yulisa, Y., & Jalil, R. (2023). Pengaruh Latihan Karet Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit pada Atlet Porprov Pencak Silat. Sporta Saintika, 8(1), 66-76. http://sportasaintika.ppj.unp.ac.id/index.php/sporta/article/view/255

Yudho, F. H. P., Fauziah, S., Yuliandra, R., Nasution, N. S., & Aryanti, N. E. (2023). Pengaruh Gaya Mengajar Student Achievement Division dan Self Directed Learning Terhadap Capaian Belajar Materi Roll Depan. Satya Widya, 38(2), 125–134. https://doi.org/10.24246/j.sw.2022.v38.i2.p125-134

Zakiyah, S. (2017). Metodologi Penelitian Quasi Eksperimen. Pendidikan dan Penelitian Quasi, 1(1), 25–36.

Zatsiorsky, V.M., & Kraemer, W.J. (2006). Science and Practice of Strength Training. Human Kinetics.

Pengaruh Latihan Menggunakan Resistance Band dan Medicie Ball Terhadap Kekuatan Otot Lengan Atlet Petanque

.

Authors

DOI:

Keywords:

Abstract

References

Downloads

Published

How to Cite

Issue

Section

License

addmenu

template

gcitations

info

Current Issue