Peran Sekolah Dalam Memotivasi Peserta Didik Dalam Kehidupan Broken Home

Authors

  • H Genep Universitas Hamzanwadi
  • Badaruddin Badaruddin Universitas Hamzanwadi
  • Muh Fahrurrozi

Keywords:

Peran Sekolah, Memotivasi Peserta Didik, Kehidupan Broken Home

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor apa saja penyebab terjadinya broken home. Untuk mendeskripsikan bagaimana upaya sekolah dalam memberikan motivasi kepada peserta didik dalam kehidupan broken home. penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data dan sumber data dalm penelitian ini adalah data perimer dan data sekunder Teknik pengumpulan data data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data dalam penelitian ini  dilakukan melalui teknik triangulasi. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk broken home yang terjadi pada keluarga AP yang pertama adalah perceraian yang disebabkan oleh masalah ekonomi sedangkan bentuk kedua adalah perpisahan yang disebabkan oleh perselingkuhan. Bentuk broken home yang terjadi pada keluarga HR adalah kedua orang tua meninggalkan rumah. Ayah HR pergi ketika HR masih bayi sedangkan ibu HR pergi ketika HR kelas 3 SD karena masalah perselingkuhan.

References

Astriani. (2018). Hubungan Motivasi Belajar dan Tindakan Guru dengan Prestasi Belajar Siswa dengan Latar Belakang Broken Home Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3 (6), 806-809.

Aziz, A. (2018). Kontribusi Lingkungan Belajar dan Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Tarbiyah, 25 (2), 1-20.

Bakar, R. (2014). The effect of learning motivation on student’s productive competencies in vocational high school, West Sumatra. International Journal of Asian Social Science, 4(6), 722-732.

Creswell, J. W. (2014). Riset Pendidikan (Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Friskilia, O., & Winata, H. (2018). Regulasi Diri (Pengaturan Diri) Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(2), 37-44.

Hurlock. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan” Edisi IV. Jakarta: Erlangga.

Idzhar, A. (2016). Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Office, 2 (2), 221-228.

Ikhsan, A., Sulaiman., Ruslan. (2017). Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar di SD Negeri 2 Teunom Aceh Jaya. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2 (1), 1-11.

Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Munib, A. (2004). Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: PT UNNES Press

Palupi, R. (2014). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru Dalam Mengelola Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII Di SMPN N 1 Pacitan. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2).

Purwanto, N. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sarifani, K. A. K., & Rasto, R. (2017). Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dan Budaya Mutu Sebagai Determinan Kinerja. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 30-40.

Prihartata, W. (2015). Teori-Teori Motivasi. Jurnal Adabiya, 1 (83), 1-11

Purwanto. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Willis & Sofyan S. (2013). Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta.

Winarni, M., Anjariah, S., & Romas, M. Z. (2016). Motivasi Belajar Ditinjau Dari Dukungan Sosial Orangtua Pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi, 2(1)

Wulandari, D. (2017). Pengaruh Minat, Cara, dan Perhatian Orangtua terhadap Hasil Belajar Mempertimbangkan Motivasi. JEE (Jurnal Edukasi Ekobis), 1(5).

Yusuf, S., & Sugandhi, N. M. (2012). Buku Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers.

Zuhairini. (1995). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Published

2023-10-30