Pengenalan Object Theatre pada remaja Bremi Lombok Timur
DOI:
https://doi.org/10.29408/ab.v2i1.3585Kata Kunci:
Object Theatre, Pelatihan Teater, Pengendalian Diri, Workshop,Abstrak
Teater merupakan salah satu bidang seni pertunjukan yang menampilkan perilaku manusia di atas panggung. Kehidupan manusia diwakilkan melalui cerita, dialog, dan laku para tokoh. Salah satu gaya dalam seni teater adalah object theatre. Teater objek melibatkan manipulasi objek untuk memberi kehidupan pada objek yang digunakan, sehingga ada permainan timbal balik antara pemain dan objek. Object theatre sendiri masih tergolong baru di Indonesia, sehingga kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan object theatre pada masyarakat. Sasaran kegiaatan ini adalah Remaja Bermi, Kelurahan Pancor yang berusia 17-20 tahun. Hal ini dikarenakan remaja bisa menjadi media penyebarluasan informasi yang lebih cepat ke geneasi selanjutnya. Kegiatan dilakukan selama 4 bulan dengan jumlah peserta sebanyak 14 orang. Metode pelatihan yang digunakan pada kegiatan ini adalah workshop, pendampingan latihan, dan pertunjukan di balai Desa Pengadangan yang menjadi lokasi gempa pada tahun 2018. Hasil kegiatan menunjukan bahwa peserta pelatihan mampu mementaskan pertunjukan object theatre dan mampu mengendalikan diri selama pertunjukan dengan tidak stealing the show.
Referensi
Abe, M. (2016). Membaca Makna Ruang dan Peristiwa pada Pertunjukan Saidja Karya Papermoon Puppet Theatre dan Het Volksoperahuis. Jurnal Kajian Seni, 2(2), 116–131.
Astles, C. (2010). Puppetry Training for Contemporary Live Theatre. Theatre, Dance and Performance Training, 1(1), 22–35.
Garner Jr, S. B. (1998). Staging “Things”: Realismandthe Theatrical Object in Shepard’s Theatre. Contemporary Theatre Review, 8(3), 55–66. http://www.tandfonline.com/loi/gctr20
Gultom, J. J. (2010). Pemanfaatan Media dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal Bahas1, 20(03), 1–8. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/bahas/article/view/2618
Ide, P. (2009). Creative Healing (1st ed.). PT Elex Media Komputindo.
Lis, M. (2018). The History of Loss and the Loss of History: Papermoon Puppet Theatre Examines the Legacies of the 1965 Violence in Indonesia. In The Indonesian Genocide of 1965 (pp. 253–268).
Mayangsari, H., & Abdillah, A. (2019). Bentuk Pertunjukan Papermoon Puppet Theatre dalam Cerita “Secangkit Kopi dari Playa.” APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan, 1(13), 1–14. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/apron/article/view/28709/26284
Muneroni, S., & Leeuwen, M. Van. (2019). Rediscovering Roswitha’s Sapientia with Object Theatre. Contemporary Theatre Review, 29(2), 152–165. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10486801.2019.1591387
Ryoppy, M., Konstatinovs, P., Poulsen, S. B., & Ylirisku, S. (2018). Object Theatre in Field Study. Innovation Conference 2018, 286–292.
Yuliatin, R. R. (2020). Playback Theatre sebagai Metode Pelepasan Ketegangan Pasca Gempa Lombok pada Anak-Anak. ABDI POPULIKA, 1(1), 1–11.
Yuliatin, R. R., & Satrya, D. (2019). Logat, Volume 6, No 2, November 2019. LOGAT: Jurnal Bahasa Indonesia Dan Pembelajaran, 6(2), 137–150.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Semua tulisan pada jurnal ini menjadi tanggung jawab penulis penuh. Jurnal ABSYARA memberikan akses terbuka terhadap informasi agar dan temuan pada artikel ini bermanfaat bagi semua orang. Jurnal ABSYARA dapat diakses dan diunduh secara gratis, tanpa dipungut biaya, sesuai dengan lisensi creative commons yang digunakan.
Jurnal ABSYARA oleh Fakultas MIPA, Universitas Hamzanwadi disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.