Pola Sirkulasi Kawasan Tepi Sungai Kahayan Kota Palangka Raya
DOI:
https://doi.org/10.29408/geodika.v1i1.3007Keywords:
pola sirkulasi, kawasan tepi sungai, sungai khayanAbstract
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola sirkulasi jalan pada tepian sungai kahayan yang direkomendaikan digunakan sebagai dasar pertimbangan penataan kawasan/guidelines bagi sistem sirkulasi tepian sungai Kahayan. Metode penelitian iin menggunakan metode kualitatif (A qualitative method) berdasarkan ekplorasi data lapangan yaitu tiga tahap dilakukan: tahap persiapan, tahap lapangan, dan tahap pasca lapangan. Tahap lapangan melakukan survei dan wawancara mengenai pola-pola jalan yang terdapat di permukiman tepian Sungai Kahayan. Potensi pola jalan yang akan dieksplorasi melalui temuan lapangan antara lain: pola jalan titian kayu/jembatan kayu, pola jalan cor beton, dan pola jalan aspal. Selanjutnya data dianalisis dengan metode komparasi dan deskriptif-interpretatif mengenai perkembangan pola jalan terhadap perbaikan kualitas fisik permukiman tepian Sungai Kahayan Berdasarkan analisis eksisting terlihat bahwa pola jalan utama titian linier terhadap bangunan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga pola kategorisasi fungsi jalan: 1) Jalan tanah: terbuat dari tanah, beton dan aspal, lebar jalan antara 2 -3 meter, kemiringan jalan datar pada wilayah yang menyesuikan posisi kontur, dan curam pada beberapa bagian, denga anak tangga sebagai tambahan, dapat dilalui kendara roda dua dan empat, posisi jalan antara bangunan, dan vegetasi, pola jalan mengikuti kontur. 2) Jalan titian: terbuat dari bahan kayu kelas I maupun kayu sisa, lebar jalan antara 1 - 2,5 meter, jalan titian datar menyesikan posisi lahan, ketinggian jalan titian dari bantaran antara 1 - 3 meter, beberapa vegetasi dan street furnitur dapat didesain menyesuikan posisi jalan, dapat dilalui kendara roda dua, posisi jalan antara bangunan, dan ruang terbuka, pola jalan linier mengarah dari tepian sungai ke arah bantaran. 3) Jalan titian terapung: terbuat dari bahan kayu kelas II maupun kayu sisa, lebar jalan antara 0,6 - 1,5 meter, jalan titian datar menyesikan posisi bangunan, ketinggian jalan titian dari jalan titian menyesuikan ketinggian permukaan air sungai, beberapa vegetasi dan street furnitur dapat didesain menyesuikan posisi jalan, dapat dilalui pejalan kaki, posisi jalan antara bangunan, dan bangunanan maupun ruang terbuka, pola jalan linier konfigurasi menyesuikan posisi bangunan. Secara fisik faktor yang mempengaruhi pola bentuk sirkulasi pada permukiman kawasan tepian sunga Kahayan adalah: kontur lahan pada tepian sungai, ketinggian air sungai pada jalan titian dan jalan apung, bangunan yang terbangun, vegetasi, kondisi lahan dengan beberapa anak sungai, kondisi sosial ekonomi masyarakat.
References
Asniawati, 2000, Pola spasial permukiman desa pantai, JUTA Pascasarjana UGM Yogyakarta.
Bintarto, R, 1983, Urbanisasi dan Permasalahanya. Penerbit Ghhalia Indonesia.
Blaang, C., D., 1986, Perumahan dan permukiman sebagai kebutuhan dasar, yayasan Obor Indonesia.
Doxiadis a. constantiner, 1968, Ekistitics An Interoduction to the siclence of human settlements, Penerbit Hotchinson & co Ltd. London.
Fathurrakhman, 2001, Tipologi permukiman tepian Sungai Mahakam, MPKD JUTA Pascasarjana UGM Yogyakarta.
Gosling, D, 1984, Urbanism, architectural design profil, AD Publication, Ltd., 7 Holland street, London.
Juraidi, 2000, Evaluasi program relokasi penduduk tepian Mahakam Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda, MPKD Pascasarjana UGM Yogyakarta
Newson, Malcom (1997) Land, Water and Development, Sustainable management of River Basin Systems Rontledge, London, New York
Northam, Ray,M. 1975, Urban geography., Oregon state University John wiley and Sons, Inc New York, London
Prayitno, Budi 1999, Kajian karakteristik lingkungan perumahan tepian sungai, Forum teknik jilid 3 No.1 maret 1999.
Paramuningsih, Dina, 2000, Pola spasial pemukiman kota dibantaran sungai brantas Malang, JUTA Pascasarjana UGM Yogyakarta
Seelig y. Michael, 1978 The Architecture of self-helf communities