Pemetaan Lahan Kritis Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Sumalata Provinsi Gorontalo
DOI:
https://doi.org/10.29408/geodika.v6i2.6531Keywords:
Identifikasi dan Pemetaan, SIG, Lahan KritisAbstract
Kecamatan Sumalata merupakan salah satu pusat kegiatan industri pertanian dan ekonomi yang mempunyai topografi daratan dan perbukitan yang relatif dekat dengan pengolahan ruang yang meluas keperbukitan. Hal tersebut akan mengakibatkan berubahnya ahli fungsi lahan dan sangat berpengaruh timbulnya lahan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan lahan kritis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kecamatan Sumalata. Metode yang digunakan yaitu analisis tumpang susun data spasial pengkelasan, skoring dan logical expression, metode ini juga diperkuat verifikasi ke Citra CSRT Google Earth, serta survei lapangan dengan ground control point (GCP). Dari keseluruhan hasil analisis telah diperoleh informasi bahwa ada 5 kelas lahan kritis di Kecamatan Sumalata yaitu, Tidak Kritis memiliki luas 1,476.75 Ha atau mencapai 4.95%, Potensial Kritis memiliki 625.70 Ha atau mencapai 2.10%, Agak Kritis memiliki luas 27,495.04 Ha atau mencapai 92.21%, Kritis memiliki luas 44.02 Ha atau hanya mencapai 0.15% dan Sangat Kritis dengan total luas 12.44 Ha dengan presentase 0.14%.
References
Agustarini, R., Heryati, Y., Adalina, Y., Adinugroho, W. C., Yuniati, D., Fambayun, R. A., Sabastian, G. E., et al. (2022). The Development of Indigofera spp. as a Source of Natural Dyes to Increase Community Incomes on Timor Island, Indonesia. Economies, 10(2), 49.
Albarkah, M., Lihawa, F., & Koem, S. (2022). Tinjauan Geografis Terhadap Upaya Pengembangan Kawasan Objek Wisata Alam Puncak Meranti. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu Dan Pendidikan Geografi, 6(1), 57–66.
Asra, R., Nurnawati, A. A., & Irwan, M. (2019). Pemetaan Dan Identifikasi Lahan Kritis Melalui Teknik Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Sub-Das Bungin Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Agrisistem, 15(2), 83-88.
Balaman, Ş. Y. (2019). Modeling and Optimization Approaches in Design and Management of Biomass-Based Production Chains. In Decision-Making for Biomass-Based Production Chains (pp. 185–236).
Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (2011). Buku Data Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Gorontalo. Gorontalo: Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Dalmadiyo, G., Adi, B. H., & Kartono, G. (1989). Effect of initial population densities of root-knot nematode (Meloidogyne spp.), on growth and yield of Temanggung tobacco. Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Indonesia).
Departemen Pertanian (1993). Laporan Inventarisasi Dan Identifikasi Lahan Marginal/Kirtis Pada Kawasan Lahan Usaha Tani Seluru Indonesia. Direktorat Bina Rehabilitasi Dan Pengembangan Lahan. Jakarta.
Dirjen Pengendalian DASHL (2018). Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Nomor P.3/PDASHL /SET/ KUM.1/7/2018 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis 2018 1-20.
Eraku, S. S., & Koem, S. (2018). Konservasi Lingkungan Berbasis Masyarakat Di Desa Motilango, Kabupaten Gorontalo Utara. Ethos: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian (Sains & Teknologi), 6(1), 107–113.
Jiao, J., Zou, H., Jia, Y., & Wang, N. (2009). Research progress on the effects of soil erosion on vegetation. Acta Ecologica Sinica, 29(2), 85-91.
Kementerian Kehutanan RI (2008). Publikasi Kehutanan. Statistik Kehutanan 2001–2006. Pemerintah Indonesia.
Kubangun, S. H., Haridjaja, O., & Gandasasmita, K. (2014). Model Spasial Bahaya Lahan Kritis di Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Majalah Ilmiah Globe, 16(2), 149 – 156.
Lihawa, F. (2011). Konservasi dan Reklamasi Lahan. Reviva Cendekia. Universitas Negeri Gorontalo
Poerwowidodo (1990). Gatra Tanah Dalam Pembangunan Hutan Tanaman Di Indonesia. Bogor: Rajawali Press.
Prawira, A. Y., Wikantika, K., & Hadi, F. (2005). Analisis Lahan Kritis di Kota Bandung Utara Menggunakan Open Source GRASS. Prosiding PIT MAPIN XIV. Bogor.
Ramayanti, L., Yuwono, B., & Awaluddin, M. (2015). Pemetaan Tingkat Lahan Kritis Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus : Kabupaten Blora). Jurnal Geodesi Undip, 4(2), 200–207.