Sistem Pewarisan Tenun Sasak sebagai Pendidikan Budaya Sasak

Authors

  • Khairul Fahmi Universitas Negeri Surabaya
  • Indar Sabri Universitas Negeri Surabaya
  • Haris Supratno Universitas Negeri Surabaya
  • Welly Suryandoko Universitas Negeri Surabaya
  • Autar Abdillah Universitas Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.29408/jhm.v11i2.28487

Keywords:

cultural heritage; Sasak women; weaving

Abstract

One of Indonesia's cultural heritages that deserves to be preserved is the art of weaving, which symbolizes identity and local wisdom, especially among the Sasak tribe in Lombok. Weaving is not just a skill, but also rich in cultural and spiritual values. For Sasak women, weaving skills are even an important requirement in marriage. The weaving tradition in Pringgasela Village, East Lombok, faces significant challenges in its preservation. Changes in lifestyle toward modernization, a lack of regeneration among the younger generation, and low income from weaving products have led to a decline in interest in the art of weaving. This study aims to explore the role of Sasak women in preserving and passing down the weaving tradition as part of Sasak cultural education. The research findings indicate that while there are groups of women who remain committed to preserving this tradition, external factors such as modernization and competition from industrial products are affecting the sustainability of the weaving tradition. Therefore, support from the government and society is needed to preserve and maintain the art of weaving so that it remains an integral part of Indonesia's cultural identity.

References

Bertens, K. (2011). Etika. Jakarta: Geramadia Pustaka Utama.

Chotimah, N. (2022). Peran Perempuan Pengerajin Tenun Ikat Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Desa Kajowair. FIRM Journal of Management Studies, 7(1), 11-20. https://doi.org/10.33021/firm.v7i1.1569.

Jamaluddin. (2018). Sejarah Islam Lombok. Yogyakarta: Ruas Media.

Juniati, N. (2020). Kajian Tentang Tenun Sesek dari Desa Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. KELUWIH: Jurnal Sains dan Teknologi, 1(1), 56–62. https://doi.org/10.24123/saintek.v1i1.2786

Koentjaraningrat. (1990). Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Nirwani, I. I. (2018). Pandangan Hidup Masyarakat Sasak dalam Leksikon Nama Sѐsѐkan: Sebuah Tinjauan Linguistik Antropologi. Deskripsi Bahasa, 1(2), 138–152. https://doi.org/10.22146/db.v1i2.331.

Nur, W. Y. (2022). Pengembangan Ekonomi Kreatif Kain Tenun dalam Mewujudkan NTB sebagai “Center of Muslim Fashion in the World”. Universitas Mataram.

Rahmawati., Murni, S., Satriawan, D. Maliki, M. (2019). Tenun Gedong Pringgasela Sebagai Destinasi Edukasi di Lombok Timur. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ranjabar, J. (2016). Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Rasyid, R., Lakat, R. M. S., Takumansang, E. D., (2021). Sentra Industri Kerajinan Tangan Toraja Utar, Arsitektur Neo Vernakuler. Daseng: Jurnal Arsitektur, 10(2), 1-11.

Rizki, Y., Taufiq, R. M., Mukhtar, H., & Putri, D. (2021). Klasifikasi Pola Kain Tenun Melayu Menggunakan Faster R-CNN. IT Journal Research and Development, 5(2), 215-225. https://doi.org/10.25299/itjrd.2021.vol5(2).5831.

Saputra, H. (2019). Seni dan Budaya Tenun Ikat Nusantara. https://www.researchgate.net/publication/333338833_Seni_dan_Budaya_Tenun_Ikat_Nusantara.

Siregar, E. (2018). Sejarah Dan Motif Budaya Mandailing Natal. Jurnal Education and Development, 6(3), 38-38. https://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/732

Suadnyana. (2020). Kain Tenun Cangca pada Upacara Manusa Yadnya di Kelurahan Sangkarang Kabupaten Jembrana. https://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/jnanasidanta/article/view/820 jurnal.stahnmpukuturan.ac.id

Supratno, H. 2010. Sosiologi Seni.Surabaya;Unesa Universitas Press

Susanti, A., Darmansyah, A., & Aulia, N. (2022). Permainan Tradisional:Upaya Pewarisan Budaya Dan Pendidikan Karakter Melalui Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar. Dikoda: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3(01), 40–51. https://doi.org/10.37366/jpgsd.v3i01.1063

Susanti, A., Darmansyah, A., & Aulia, N. (2022). Permainan Tradisional:Upaya Pewarisan Budaya Dan Pendidikan Karakter Melalui Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar. Dikoda: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3(01), 40–51. https://doi.org/10.37366/jpgsd.v3i01.1063

Tahan, A., Kehik, B. S., Mael. M. Y., (2021). Peranan Tokoh Adat Dalam Melestarikan Kebudayaan Lokal di Desa Lakanmau. Jurnal Poros Politik, 2(1), 1-7. https://doi.org/10.32938/jpp.v3i1.1960.

van Manen, M. (2023). Meaning-Giving Methods in Phenomenological Research and Writing. Routledge.

Wawancara dengan Imam pada tanggal 18 Februari 2025

Wawancara dengan Kusman pada tanggal 20 Maret 2025.

Wawancara dengan Maliki pada tanggal 30 November 2024.

Wawancara dengan Nunang pada tanggal 27 Agustue 2024.

Wawancara dengan Roswati Husri pada tanggal 3 Februari 2025.

Wawancara dengan Supiandi pada tanggal 18 Februari 2025.

Wawancara dengan Yusril pada tanggal 18 Februari 2025.

Widiawati, B. H., Hasim, N., & Murcahyanto, H. (2022). Pelestarian Seni Budaya Daerah Sasak melalui program ekstrakulikuler. ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(1), 100–109. https://doi.org/10.29408/ab.v3i1.5841.

Widyaputra, B. (2021). “Yang Sakral” dalam Pemikiran Mircea Eliade. Dekonstruksi, 2(01), 81-90. https://www.jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/39.

Zifamina, I. F. (2022). Yang Sakral, Mitos, dan Kosmos: Analisis Kritis atas Fenomenologi Agama Mircea Eliade. Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, 6(1), 69-86. https://doi.org/10.14421/panangkaran.v6i1.2806.

Downloads

Published

2025-06-20

How to Cite

Fahmi, K., Sabri, I., Supratno, H., Suryandoko, W., & Abdillah, A. (2025). Sistem Pewarisan Tenun Sasak sebagai Pendidikan Budaya Sasak. Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan Dan Inovator Pendidikan, 11(2), 138–150. https://doi.org/10.29408/jhm.v11i2.28487

Issue

Section

Articles