LEKSIKON ETNOMEDISIN PENYAKIT NONMEDIS DI KASEPUHAN CICARUCUB, LEBAK, BANTEN: ANTROPOLINGUISTIK
DOI:
https://doi.org/10.29408/sbs.v6i2.18707Abstract
Tujun Penelitian ini untuk mengklasifikasikan bentuk lingual dan mendeskripsikan makna kultural dan nilai budaya dari nama-nama penyakit nonmedis berdasarkan sudut pandang masyarakat setempat. Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada nama-nama penyakit nonmedis dalam bentuk kata dan frasa yang diderita masyarakat adat Kasepuhan Cicarucub, Lebak, Banten. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Proses pengumpulan data dengan cara kajian pustaka, observasi dan wawancara serta metode simak. Teknik yang dipakai yaitu sadap, catat dan rekam. Data yang dikaji berupa tuturan dan ujaran tentang nama-nama penyakit nonmedis. Dari hasil penelitian tersebut terdapat 14 data yang didapatkan, dua diantaranya masih memiliki relasi dan bagian dari salah satu jenis penyakit nonmedis tersebut. 9 data dikategorikan sebagai kata dan 5 data dikategorikan sebagai frasa. Konsep sakit yang dimaknai oleh masyarakat adat bahwa sakit dimaknai sebagai pemberian dari Sang Pencipta sebagai pembersihan diri atas dosa, terganggunya sistem kekebalan tubuh akibat virus dan bakteri, adanya gangguan dari mahluk supranatural, guna-guna, gangguan atau teguran dari para Karuhun (roh leluhur) dan adanya kesalahan atau dosa terhadap pangan utama yaitu padi.
Kata kunci: penyakit nonmedis, Cicarucub, etnomedisin, leksikon
References
Almos, R., & Pramono. (2015). Leksikon Etnomedisin Dalam Pengobatan Tradisional Minangkabau. Arbitrer, 45.
Anggraini, E. A. (2011). Analisis Kelas Kata Bahasa Sunda Pada Pembentukan Kata Kerja Dilihat Secara Morfologisnya Pada Bahasa Ibu (Bahasa Sunda) Dialek Banten. Jurnal Pendidikan Setia Budhi, 19-24.
Arrozi, P., Burhanuddin, & Saharudin. (2020). Leksikon Etnomedisin Dalam Pengobatan Tradisional Sasak: Kajian Antropolingustik. Mabasan , 17-29.
Azmi, U. (2023). Fase dan Makna Simbol Ritual Badudus dalam Novel "Lalu Tenggelamdi Ujung Matamu": Kajian AntropologiSimbolik VictorTurner. SeBaSa: Jurnal Pendidikan dan Sastra Indonesia, 135.
Damayanti, W. (2020). Leksikon Adat Istiadat Masyarakat Dayak Jalai Kabupaten Ketapang . Tuah Talino, 147158.
Firdaus, E. N., Kriswanto, M., Padang, N. B., Saputra, K. J., Arifin, N. H., Fatmawati, G., & Ardhian, D. (2022). Leksikon Tanaman Pada Boneka Petra Dalam Ritual Kematian Masyarakat Tengger Sebagai Simbol Leluhur: Kajian Antropolingustik. SeBaSa, 279-289.
Hafid, A. (2019). Pengobatan Tradisional Penyakit Nonmedis Pada Masyarakat Adat Kajang Kabupaten Bulukumba Sulawesi-Selatan. Pangadereng, 188.
Mu'in, F., Jumadi, & Noortyani, R. (2023). Antropolingustik Kajian Bahasa. Jawa Tengah: CV. EUREKA MEDIA AKSARA.
Roisidin, O., Riansi, E., & Muhyidin, A. (2021). Leksikon Kuliner Tradisional Masyarakat Kabupaten Pandeglang. LITERA, 49.
Rosidin, O., & Hilaliyah, T. (2022). Kajian Antropolingustik Leksikon Etnomedisin Dalam Tradisi Pengobatan Tradisional Di Kabupaten Lebak Dan Pandeglang. Aksara, 151-166.
Stark, A., & Yahaya, F. H. (2015). Rongeh: A Skin Disease in West Sumtra: Its Cultural Categories and Traditional Hraling Method. American Journal of Humanities and Social Sciences, 83-89.
Yunarti, Nurainas, Yulkardi, & Ramona, F. (2014). Rasionalisasi Sakit dan Penyakit dalam Konstelasi Budaya Minangkabau Kajian Etnomedisin di Agam dan Tanah Datar. Antropologi Indonesia, 8.