Tradisi Saprahan Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal Kalimantan Barat

Authors

  • Astrini Eka Putri Universitas Tanjungpura
  • Andang Firmansyah Universitas Tanjungpura
  • Edwin Mirzachaerulsyah Universitas Tanjungpura
  • Haris Firmansyah Universitas Tanjungpura

DOI:

https://doi.org/10.29408/fhs.v5i1.3512

Keywords:

learning resources, local history, Saprahan tradition

Abstract

Lokal history content is always neglected from the national stage as seen in the history learning textbooks presented to student. The narrative that is told is a Javanese historical narrative, causing jealousy among student. One of the lokal traditions that can be used as a source for learning local history is the Saprahan tradition in West Kalimantan. This study aims to find out the history of the Saprahan tradition, the values of local wisdom in the Saprahan tradition that can be integrated into history learning, and to make the Saprahan tradition an alternative source of learning local history. The method used in this research is a qualitative method. The results showed that the Saprahan tradition is one local the local traditions that can be used as a local of local history. The existence of the Saprahan tradition is important because it is a form of local of lokal culture with Islamic culture in West Kalimantan. The local of local wisdom contained in the Saprahan tradition include the value of togetherness, religious value, and the value of cooperation. The provision of local history materials in schools is expected to be able to create positive characters in student.

Konten sejarah lokal selalu terabaikan dari panggung nasional seperti yang terlihat dalam buku teks pembelajaran sejarah yang dihadirkan kepada siswa. Narasi yang diceritakan merupakan narasi sejarah Jawa sehingga menimbulkan kecemburuan di kalangan siswa. Salah satu tradisi lokal yang dapat diangkat sebagai sumber belajar sejarah lokal adalah tradisi Saprahan di Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah mengenai tradisi Saprahan, nilai-nilai kearifan lokal pada tradisi Saprahan yang dapat dintegrasikan dalam pembelajaran sejarah, dan menjadikan tradisi Saprahan sebagai alternatif sumber belajar sejarah lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Saprahan merupakan salah satu tradisi lokal yang dapat digunakan sebagi sumber sejarah lokal. Keberadaaan tradisi Saprahan menjadi penting karena menjadi salah satu bentuk akulturasi kebudayaan lokal dengan kebudayaan Islam di Kalimantan Barat. Nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi Saprahan di antaranya nilai kebersamaan, nilai religius, dan nilai gotong royong. Adanya pemberian materi sejarah lokal di sekolah diharapkan mampu mewujudkan karakter positif pada diri siswa.

References

Arpan, (2010). Saprahan Adat Budaya Melayu Sambas. Sambas: Majelis Adat Budaya Melayu Sambas.

Ayatrohaedi, (1985). Historiografi Daerah: Sebuah Kajian Bandingan. Jakarta: PIDSN.

Ba'in, Wijayanti, P. A., & Juariyah, S. (2010). Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Kelas XI Ia SMA Ibu Kartini Semarang Dengan Metode Cooperative Learning. Jurnal Penelitian Pendidikan, 27(1), 92-90.

Heri, S. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah; Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Kartodirdjo, S. (2016). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Latif, Yudi.2020. Pendidikan yang Berkebudayaan: Historis, Konsepsi, dan Aktualisasi Pendidikan Transformatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Marjito, E. R., & Juniardi, K. (2021). Urgensi Penanaman Nilai-Nilai Budaya Berbasis Tradisi Saprahan dalam Pembelajaran Sejarah Lokal di Kota Pontianak. SWADESI: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah, 2(1), 59-73.

Miles, Matthew B. & Huberman, A. Michael. (1992), Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode Metode Baru, (Penerjemah Tjetjep Rohendi), Jakarta: UI Press.

Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Pridaningsih, D. R. (2017) Duduk Sama Rendah, Berdiri Sama Tinggi: Nilai-Nilai Budaya Nelayan & Petambak di Sambas, Kalimantan Barat, Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 3(2). doi: 10.14710/sabda.v3i2.13259.

Qodariah, L., & Armiyati, L. (2013). Nilai-Nilai kearifan lokal masyarakat adat Kampung Naga sebagai alternatif sumber belajar. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1).

Romadi, R., & Kurniawan, G. F. (2017). Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Folklore Untuk Menanamkan Nilai Kearifan Lokal Kepada Siswa. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 11(1), 79-94.

Sartini, (2004) Menggali Kearifan Lokal Nusantara, Jurnal Filsafat, 37(2), 111–120. doi: https://doi.org/10.22146/jf.33910.

Sedyawati, E. (2012) Budaya Indonesia : Kajian Arkeologi Seni dan Sejarah. Jakarta: Rajawali Press.

Sukardi. (2003) Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Bandung.

Sunarjan, Y. Y. F. R., & Amin, S. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Handout Berbasis Sejarah Lokal dengan Materi Perjuangan Rakyat Banyumas Mempertahankan Kemerdekaan dalam Agresi Militer Belanda 1 Tahun 1947 Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Purwokerto. Indonesian Journal of History Education, 5(2), 37-43.

Thung, Ju lan dan M. 'Azzam. (2011). Nasionalisme & Ketahanan Budaya di Indonesia : Sebuah Tantangan. Jakarta: LIPI Press dan Yayasan Obor Indonesia

Wahab, A. (2017). Islamic Values Of Social Relation In Besaprah Tradition Of Sambas Society: The Case Of Post-Conflict Malay-Madura In 1999-2017. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 25(2), 383-400.

Wahab, W., Erwin, E., & Purwanti, N. (2020). Budaya Saprahan Melayu Sambas: Asal Usul, Prosesi, Properti dan Pendidikan Akhlak. Arfannur, 1(1), 75-86.

Wardhough, (1986) An Introduction to Sociolinguistics. New York: Basil Blackwell.

Widja, I Gde. (1989). Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wijayanti, Y. (2017). Peranan Penting Sejarah Lokal dalam Kurikulum di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Artefak, 4(1), 53-60.

Downloads

Published

2021-06-30