Interaksi Mamak dan Kamanakan Sebagai Sumber Penciptaan Karya Tari Buek Arek Karang Taguah

Authors

  • Dwindy Putri Cufara Institut Seni Budaya Indonesia Aceh
  • Oktavianus Oktavianus Institut Seni Indonesia Padangpanjang
  • Rico Gusmanto Institut Seni Budaya Indonesia Aceh http://orcid.org/0000-0002-7203-7393

DOI:

https://doi.org/10.29408/tmmt.v4i1.4745

Keywords:

choreography, dissociative interaction, harmony, kamanakan, mamak

Abstract

The social phenomenon between mamak and kamanakan in Minangkabau is the source of the creation of the dance title Buek Arek Karang Taguah. Looking at the current phenomenon, there is a dissociative interaction that causes the waning of tolerance and harmony between mamak and kamanakan. The purpose of the creation of this art is to create a work of dance art originating from the phenomenon between mamak and kamanakan which is viewed from social values and to reveal the condition of closeness between mamak and kamankan which has been reduced through dance movements. This work is done using a literary theme which is actualized in three ideas, namely; (1) expressing the relationship between mamak and kamanakan as indak bapamatang fields, (2) expressions of dissociative interactions as the cause of the breakdown of tolerance and harmony between mamak and kamanakan, (3) expressions of the relationship between mamak and kamanakan that should be in the value of cooperation. The manufacturing methods used include research, concept surgery, exploration, movement arrangement, and evaluation. The creation of this work provides knowledge about the importance of harmony between mamak and kamanakan.

 

Author Biographies

Dwindy Putri Cufara, Institut Seni Budaya Indonesia Aceh

Program Studi Seni Tari

Oktavianus Oktavianus, Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Program Studi Seni Tari

Rico Gusmanto, Institut Seni Budaya Indonesia Aceh

Program Studi Seni Karawitan

References

Alamo, E. (2020). The Play of Monologue Putu Wijaya, Creative Process and Period of Writing. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 22(1), 73–84.

Cufara, D. P. (2017a). Buek Arek Karang Taguah; Peranan Hubungan Mamak dan Kamanakan dalam Menciptakan Keharmonisan. Garak Jo Garik: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 13(1), 81–93.

Cufara, D. P. (2017b). Buek Arek Karang Taguah. Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia Padangpanjang.

Evalida. (2014). Merefleksikan Kaba Anggun Nan Tongga Melalui Koreografi “Pilihan Andami.” Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 16(2), 199–218.

Ferawati, & Dewi, L. (2020). Suluah Dalam Nagari; Penciptaan Kriya Ekspresi Dengan Inspirasi Bundo Kanduang. Artchive: Indonesia Journal of Visual Art and Design, 1(2), 122–133.

Fitriana, Y. (2018). Sistem Kekerabatan Matrilineal dalam Mitos “Malin Kundang.” Jurnal Ilmu Budaya, 15(1), 48–67.

Gusmanto, R., Cufara, D. P., & Ihsan, R. (2021). Kekitaan: Komposisi Musik Yang Mengungkap Identitas Budaya Kabupaten Pasaman Barat. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 23(1), 18–34.

Gusmanto, R., & Rahmatullah. (2021). Reinterpretasi Seudati ke Dalam Komposisi Musik “Su Hu.” Jurnal Musik Etnik Nusantara, 1(2), 128–139.

Hanifah, U., Zubaidah, & Zubaidah. (2015). Studi Tentang Bentuk, Fungsi, dan Makna Pakaian Adat Pangulu Kanagarian Sungai Janiah Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok Propinsi Sumatra Barat. Serupa The Journal of Art Education, 4(1).

Ibrahim. (2009). TAMBO Alam Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia.

Indrayuda. (2013). Keberadaan Tari Kain dalam Masyarakat Aia Duku Painan Timur Sumatera Barat. Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa Sastra Dan Seni, 14(1), 64–74.

Maharani, Ismunandar, & Sanulita, H. (2018). Analisis Makna Properti Tari Keriang Bandong di Keraton Kadriyah Kota Pontianak. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(7).

Munir, M. (2015). Sistem Kekerabatan dalam Kebudayaan Minangkabau: Perspektif Aliran Filsafat Strukturalisme Jean Claude Levi-Strauss. Jurnal Filsafat, 25(1), 1–31.

Murgianto, S. (1993). Ketika Cahaya Memudar: Sebuah Kritik Tari. Deviri Ganan.

Natin, S. (2008). Perubahan Sosial Kedudukan dan Peran Mamak Terhadap Anak dan Kemenakan di Ranah Minang. Mimbar Hukum, 20(2), 333–349.

Nurbiyanti, Ismawan, & Hartati, T. (2017). Makna Simbolik Properti Tari Jathilan di Desa Damar Mulyo Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik, 2(4), 326–343.

Panggalo, F. (2013). Perilaku Komunikasi Antarbudaya Etnik Toraja dan Etnik Bugis Makassar di Kota Makassar. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Hasanuddin.

Pitoyo, W. P. P. D. (2018). Proses Kreatif Tari Lenggasor di Sanggar Wisanggeni Kabupaten Purbalingga, Banyumas. Imaji: Jurnal Seni Dan Pendidikan Seni, 16(1), 18–26.

Rahman, S., & Gusmanto, R. (2021). Identifikasi Interval Melodi Lagu Aneuk Yatim Ciptaan Rafly Kande. Musica: Journal of Music, 1(1), 13–26.

Sintia, M. D. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Big Puzzle Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Pada Anak. Journal for Lesson and Learning Studies, 3(3), 454–460.

Sophia, A. (2020). Asuh Asah Babakeh: Karya Tari Sebagai Ungkapan Kerinduan Cucu Kepada Atuk. Joged: Jurnal Seni Tari, 16(2), 159–175.

Suryani, N. (2014). Tubuh Perempuan Hari Ini Melalui Koreografi “Aku dan Sekujur Manekin.” Ekpresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 16(2), 253–269.

Susanti, D. (2015). Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins dalam Karya Tari Gundah Kancah. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 17(1), 41–56.

Zubaidah. (2019). Telaah Nilai Pepatah Minangkabau Sasek di Ujuang Jalan Suruik Ka Pangka Jalan dan Kontribusinya dalam Konseling Budaya. Alfuad: Jurnal Ilmiah Sosial Kebudayaan, 3(1), 41–51.

Downloads

Published

2021-12-31

Issue

Section

Artikel