Ungkonan Keluarga Ulama Bebas Abad XIX Masehi: Analisis Temuan Nisan di Pasar 16 Ilir Palembang

Authors

  • Hudaidah Hudaidah Universitas Sriwijaya
  • Supriyadi Supriyadi Universitas Sriwijaya
  • Nandang Heryana Universitas Sriwijaya

DOI:

https://doi.org/10.29408/fhs.v7i2.21425

Keywords:

ancient nisan, findings, free ulama, Ungkonan

Abstract

Nisan, as a mark on the name of the person who died on the tomb, has important significance for the study of science because, behind the remains of the nisan, there is a variety of knowledge that reflects the social and cultural conditions of the religions. The discovery of a viral ancient nisan in the market area of 16 Ilir Palembang became important because the nisan is made of marble stone and the shape and motif are very interesting. Besides, this nisan was found in a location that was previously believed to be the area of Beringit Janggut, or Palembang Darussalam's Second Sultanate Palace. These findings need to be studied further to obtain more valid data, which is why the aim of this writing is to find out who owns the ancient nisan and how social and cultural conditions are described through such nisan findings. These issues will be studied using qualitative research with measures of data excavation, data processing, data analysis, and conclusion drawings. The results of this research can be known. Four nisan have names, days, dates, months, and years of Hijriah, and two without a name’s. This ungkonan represents a family of free scholars who are visible from the name and motive of nisan. Nisan identifies the sociocultural life of its owner.

Nisan sebagai penanda atas nama orang yang meninggal pada makam, memiliki makna penting bagi kajian ilmu pengetahuan karena dibalik tinggalan nisan tersebut terdapat berbagai pengetahuan yang mencerminkan kondisi sosial dan budaya dari ungkonan tersebut.  Temuan nisan kuno viral di kawasan pasar 16 Ilir Palembang, menjadi penting karena nisan tersebut terbuat dari batu marmer dan bentuk serta motifnya sangat menarik, selain itu nisan ini ditemukan pada lokasi yang dulunya diperkirakkan kawasan kuto Beringit Janggut atau Istana Kesultanan Palembang Darussalam yang ke dua. Temuan ini perlu dikaji lebih lanjut untuk mendapatkan data yang lebih valid, yang menjadi tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui siapa pemilik nisan kuno dan bagaimana kondisi social dan budaya yang terdiskripsi melalui temuan nisan-nisan tersebut.  Permasalahan ini akan dikaji dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan langkah-langkah penggalian data, pengolahan data, analisa data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat diketahui empat nisan memiliki nama, hari, tanggal, bulan dan tahun Hijriah dan dua tanpa ada nama. Ungkonan ini merupakan keluarga ulama bebas yang terlihat dari nama dan motif nisan. Nisan mengidentifikasi kehidupan sosial budaya pemiliknya.

Author Biography

Hudaidah Hudaidah, Universitas Sriwijaya

References

Ambary, H. M. (1998). Menemukan Peradaban Jejak Arkeologi dan Historis Islam Indonesia. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Ashari, Meisar. (2014). Menakar Eksistendi Estetika Ornamen Makam Kuno, dalam Jurnal Pustaka, Vol.2. No.1, 2014.

Azra, A. (1994). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara abad XVII dan XVIII. Jakarta: Mizan

Fathurahman, O. (2004). Jaringan Ulama: Pembaharuan dan Rekonsiliasi dalam Tradisi Intelektual Islam di Dunia Melayu-Indonesia. Studia Islamika, 11(2), 366. https://doi.org/10.15408/sdi.v11i2.606.

Hudaidah, (2017). Perkembangan Tradisi Intelektual Kesultanan Palembang Darussalam; (Studi Historis Tentang Warisan Ilmu Pengetahuan dan teknologi Melayu Abad ke XVII_XIX Masehi dan Pelestariannya). Disertasi UIN Raden Fatah Palembang.

Kaharuddin, (1996). Corak Ragam Hias Kuburan Kuno Raja-raja Tallo Kecamatan Tallo Kotamadya Ujung Pandang. Makassar: Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Makassar.

Lutfiyah, L. (2017). Religious Tourism in The Perspective of Kendal Society. QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies), 5(1), 25-48. http://dx.doi.org/10.21043/qijis.v5i1.3755.

Makmur (2017). Makna di Balik Keindahan Ragam Hias dan Inskripsi Makam di Situs Dea Daeng Lita Kabupaten Bulukumba. Kalpataru: Majalah Arkeologi, 26 (1), 2017 (15-26), 23. https://doi.org/10.24832/kpt.v26i1.88.

MNSS. (2023). Buku Koleksi Naskah Museum Negeri Sumatera Selatan. Palembang: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Marampa, T dan Labuhari, U. (1997). Budaya Toraja. Tana Toraja: Yayasan Maraya .

Montana, S. (1990). Dalam Proceedings Analisis Hasil Penelitian Arkeologi I: Religi Dalam Kaitannya Dengan Kematian Jilid II, 197-221. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Muhammad, N. (2012). Karakteristik Jaringan Ulama Nusantara Menurut Pemikiran Azyumardi Azra. Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 14(1), 73-87. http://dx.doi.org/10.22373/substantia.v14i1.4852.

Muhtiar, A. (2018). Ornamen Bangunan Cungkup I Pada Kompleks Makam Kawah Tengkurep. Skripsi. Palembang: UIN Raden Fatah Palembang

Nasoichah, C. (2017). Makam Kuno Sutan Nasinok Harahap, Pola Penguburan Etnis Batak Angkola-Mandailing di Padang Lawas Utara. Forum Arkeologi, 30(1), 55-64. http://dx.doi.org/10.24832/fa.v30i1.120.

Rakhmat, M. A. (2017). Ragam Hias Makam Kuno Raja-Raja Kalokko’e. Walasuji: Jurnal Sejarah dan Budaya, 8(2), 408-417.

Subair, M. (2018). Tinjauan Arkeologi Religi Pada Makam Raja Saosao dan Raja Lakidende di Kendari Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat, 9(2), 161-182. https://doi.org/10.24832/papua.v9i2.212.

Sumanti & Nunzairina, (2019). Makam Kuno dan Sejarah Islam di Kota Medan (Studi Atas Potensi Wisata Sejarah). Medan: Atap buku.

Syarifuddin & Zainuddin. (2013). 101 Ulama Sumsel, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Syarifuddin, et al. (2018). Rekaman Kehidupan & Peranan Ulama Kepenghuluan Masa Kesultanan dan Kolonial. Palembang: Nurfikri.

Tjahjono, R. & Triwinarto, J. (2004). Tipologi Konstruksi Tradisional Pada Cungkup Makam Prapen. Journal RUAS, 2(1), 16-25.

Widyastuti, E. (2013). Kesinambungan Motif Hias Masa Pra-Islam Studi Kasus Pada Mimbar Masjid Kajoran. PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 2(1), 25-36. https://purbawidya.kemdikbud.go.id/index.php/jurnal/article/view/P2%281%292013-3.

Zubair, M. (2011). Makna dan Fungsi Inskripsi Pada Makam Lajangiru di Bontoala Makassar (Study Arkeo-Epigrafi). Al-Qalam, 17(1), 59-70. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v17i1.98.

Zulkifli. (1999). Ulama Sumatera Selatan. Palembang. Universitas Sriwijaya Press.

Downloads

Published

2023-12-30

How to Cite

Hudaidah, H., Supriyadi, S., & Heryana, N. (2023). Ungkonan Keluarga Ulama Bebas Abad XIX Masehi: Analisis Temuan Nisan di Pasar 16 Ilir Palembang. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah Dan Pendidikan, 7(2), 259–272. https://doi.org/10.29408/fhs.v7i2.21425