Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya di Area Duizen Vierkanten Paal Kota Pontianak sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah
DOI:
https://doi.org/10.29408/fhs.v5i1.3554Keywords:
cultural heritage, duizen vierkanten paal, learning resourcesAbstract
One of the historical relics is a cultural heritage building. Cultural heritage buildings located around student are necessary and important to be introduced to them so that they will be interested in studying history. In the city of Pontianak itself, there are cultural heritage buildings that student need to study as a source of historical learning, namely the cultural heritage buildings located in the Duizen Vierkanten Paal area as a Dutch historical heritage. This study aims to identify the sites of cultural heritage buildings in the Duizen Vierkanten Paal area of Pontianak City and how to use them in learning history at SMA Negeri 3 Kota Pontianak City. This research uses descriptive research with a qualitative approach. Data was collected through literature study, observation, and interviews. The interactive analysis technique of the three components of the analysis used is data reduction, data presentation and conclusion drawing or verification. The results of this study are 1) Duizen Vierkanten Paal is the center of the Colonial government (Eropesche Bestuur) for Westersche Afdeeling van Borneo. There are several cultural heritage buildings left by the Dutch colonial government, including: The Old Bank Indonesia Building (De Javasche Bank Office Pontianak Branch), the Old Post Office (post telegraph office), the Kwarda Pramuka Building West Kalimantan and the Pontianak 14 State Elementary School (Holland Inlandsche School). 2) For the use of cultural heritage buildings located in the Duizen Vierkanten Paal area, teachers can implement it in the form of outdoor learning-based history learning.
Salah satu peninggalan sejarah adalah bangunan cagar budaya. Bangunan cagar budaya yang terdapat di sekitar siswa perlu dan penting untuk dikenalkan kepada mereka sehingga meraka akan tertarik untuk mempelajari sejarah. Di Kota Pontianak sendiri terdapat bangunan cagar budaya yang perlu dipelajari oleh siswa sebagai sumber pembelajaran sejarah yakni bangunan cagar budaya yang terdapat di area Duizen Vierkanten Paal sebagai peninggalan sejarah Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi situs bangunan cagar budaya yang terdapat di area Duizen Vierkanten Paal Kota Pontianak dan bagaimana pemanfaatannya dalam pembelajaran sejarah pada SMA Negeri 3 Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, observasi, dan wawancara. Teknik analisis interaktif dari tiga komponen analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1) Duizen Vierkanten Paal merupakan wilayah yang pusat pemerintahan Kolonial (Eropesche Bestuur) untuk Westersche Afdeeling van Borneo. Terdapat beberapa bangunan cagar budaya peninggalan pemerintahan Koolonial Belanda yakni antara lain: Gedung Bank Indonesia Lama (Kantor De Javasche Bank Cabang Pontianak), Kantor Post Lama (post telegraf kantoor), Gedung Kwarda Pramuka Kalimantan Barat dan Sekolah Dasar Negeri 14 Pontianak (Holland Inlandsche School). 2) Untuk pemanfaatan bangunan cagar budaya yang terdapat di area Duizen Vierkanten Paal ini guru bisa melaksanakannya dalam bentuk pembelajaran sejarah berbasis Outdoor Learning.
References
Alqadrie, S. I. (1984). Sejarah Sosial Daerah Kotamadya Pontianak. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Depdikbud.
Amboro, K. (2015). Membangun Kesadaran Berawal dari Pemahaman; Relasi Pemahaman Sejarah dengan Kesadaran Sejarah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro. Historia, 3(2), 109-118. https://doi.org/10.24127/hj.v3i2.150
Asma Dz, A. (2013). Pontianak Heritage dan Beberapa yang Berciri Khas. Pontianak: Literer Khatulistiwa.
Asnan, G. (2019). Sungai Kapuas, Pemukiman dan Masyarakat di Tepiannya dalam Empat Catatan dari Tiga Zaman. Makalah dipersentasikan pada Dialog Budaya ‘Peradaban dan Ekosistem Kebudayaan Kapuas: Antara Isu, Masalah dan Gagasan Lokalitasnya’. 20 September, Pontianak.
Basundoro, P. (2012). Pengantar Sejarah Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Budiman, H. G. (2015). Perkembangan Taman Kota di Bandung Masa Hindia Belanda (1918-1942). Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 7(2), 185–200.
Buwang, B. (2010). Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Siswa SMP Negeri 1 Limpung Melalui Pemanfaatan Situs Batang Kuno. Paramita: Historical Studies Journal, 20 (2), 203-227. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/paramita.v20i2.1051
Collingwood. (1985). Idea Sejarah. Kuala Lumpur: Percetakan dewan bahasa dan Pustaka.
Firmansyah, H. (2019). Heritage Kota Pontianak Sebagai Sumber. MASA: Journal of History, 1(2), 94–108.
Hamid, A. R. (2014). Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Hamid, & Madjid, M. S. (2011). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Hasan, S. H. (2012). Pendidikan Sejarah Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter. Paramita: Historical Studies Journal, 22(1), 81–95.
Hasbullah, M., & Supriadi, D. (2012). Filsafat Sejarah. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Isjoni. (2007). Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kochar. (2008). Pembelajaran Sejarah; Teaching of History. Jakarta: PT Grasindo.
Komunitas Wisata Sejarah Pontianak. (2016). Menjelajah Kota Menjaga Sejarah; Satu Tahun Komunitas Wisata Sejarah Pontianak. Pontianak: Literer Khatulistiwa.
Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.
Kusnoto, Y., & Minandar, F. (2017). Pembelajaran Sejarah Lokal: Pemahaman Kontens Bagi Mahasiswa. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 4(1), 125-137.
Kwanda, & Timoticin. (2013). Mengelola Perubahan: Perencanaan Konservasi Gedung De Javasche Bank Surabaya Kwanda, Timoticin. DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), 40(1), 39–52. https://doi.org/10.9744/dimensi.40.1.39-52
Lindblad, J. T. (2004). Van Javasche Bank Naar Bank Indonesia Voorbeeld uit de praktijk van indonesianisasi. Tijdschrift Voor Sociale En Economische Geschiedenis, I(I), 28–46. Retrieved from https://tseg.nl/article/download/8061/8692
Listiana, D. (2009). Ibu Kota Pontianak 1779-1942; Lahir dan Berkembangan Sebuah Kota Kolonial. Pontianak: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak.
Louis Henri Wilhelmus Merkus de Stuers (Tekenaar/Juru Gambar). T.t. Pontianak op Kalimantan (Pontianak di Kalimantan). Bron (Sumber): 3728-254 (landkaart, met inkt getekend, papier), Koloniale Wereldtentoonstellingen, Koninklijk Instituut voor de Tropen/Tropenmuseum. (https://geheugen.delpher.nl diakses pada hari Jum’at, 18 September).
Maslahah, W., & Rofiah, L. (2019). Pengembangan Bahan Ajar (Modul) Sejarah Indonesia Berbasis Candi-Candi di Blitar untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah. Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 9(1), 32. https://doi.org/10.25273/ajsp.v9i1.3418
Miles, M.B. & Huberman, A. M. (1984). Qualitative data analysis: An expanded.
Nisa, J. (2015). Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS dalam Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2(1), 1–11. https://doi.org/10.15408/sd.v2i1.1339
Prabowo, M. R. (2021). Wisata Edukasi Melalui Kunjungan Museum dan Situs Cagar Budaya di Kalimantan Barat Sebagai Sumber Belajar Sejarah. Prosiding Pekan Sejarah, 1(1), 259-274.
Puspitasari, N., Antariksa, & Ridjal, A. M. (2017). Pelestarian Bangunan Kantor Pos Besar Surabaya. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 5(2).
Ramdani, E. (2018). Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal sebagai Penguatan Pendidikan Karakter. Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 1-10.
Renier, G. (1997). Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Romadi, & Kurniawan, G. F. (2017). Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Folklore Untuk Menanamkan Nilai Kearifan Lokal Kepada Siswa. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 11(1), 79-94.
Rukayah, R. S., & Juwono, S. (2018). Arsitektur dan Desain Kota Hibrida Pada Kantor Pos dan Alun-Alun di Medan. Tataloka, 20(3), 317–330. https://doi.org/10.14710/tataloka.20.3.317-330
Sirnayatin, T. A. (2017). Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah. Jurnal SAP, 1(3). 312-321.
Sulistyo, W. D. (2019). Study on Historical Sites: Pemanfaatan Situs Sejarah Masa Kolonial di Kota Batu sebagai sumber pembelajaran berbasis outdoor Learning. Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE), 1(2), 124–135. https://doi.org/10.29300/ijsse.v1i2.1910
Suwarni, & Firmansyah, H. (2019). Analisis Wisata Sejarah Di Kota Kolonial Pontianak. MASA: Journal of History, 1(1), 15-24
Veth, P. . (2012). Borneo Bagian Barat: Geografsi, Statistik, Historis Jilid 1, Terjemahan Borneo’s wester-Afdeeling,Geographisch, Statistisch, Historisch voorafgegaan door eene algemeene schets des ganschen eilands a.b P.O.C.Yeri. Pontianak: Isntitut Dayakologi.
Widiastuti, E. H. (2017). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Pembelajaran Mata Pelajaran IPS. Satya Widya, 33(1), 29–36. https://doi.org/10.24246/j.sw.2017.v33.i1.p29-36
Zahroh, N. L. (2014). Pemanfaatan Situs Singosari dalam Mengembangkan Literasi Sejarah Siswa. J-PIPS (JURNAL PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL), 1(1), 159–188.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish articles in Fajar Historia Journal must comply with the following conditions:
- The author retains the copyright and grants the journal first publication rights. The work is licensed simultaneously under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) license, which allows others to share the work to acknowledge the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors may make additional separate contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the published journal version of the work (for example, posting it to an institutional repository or publishing it in a book), acknowledging its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (for example, in institutional repositories or on their websites) before and during the submission process, as this can result in a productive exchange and earlier and larger citations of the published work.
Fajar Historia journal provides open access to benefit anyone with valuable information and findings. All articles in this journal are the sole responsibility of the author. Fajar Historia journal can be accessed and downloaded for free, following the creative commons license.
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License