Perkembangan Pemekaran Daerah Tingkat Provinsi di Indonesia pada Masa Orde Lama, 1948-1964

Authors

DOI:

https://doi.org/10.29408/fhs.v6i1.4551

Keywords:

history, old order era, regional expansion, province

Abstract

Regional expansion is a logical consequence of the development of the times as the community's need for government services increases. Hence, the regions need to be re-divided so that regional development can occur properly. This study aims to explain the developments and the factors that encouraged and hindered the division of provinces in Indonesia during the Old Order era. The method used in this research is the historical method with data collection techniques using literature studies and documentation studies. Results showed that the number of provinces in Indonesia increased from 8 provinces at the beginning of independence to 24 provinces at the end of the Old Order. In addition, three provinces have received special status from the government of the Republic of Indonesia. Among them are Aceh, DKI Jakarta, and Yogyakarta. The factors that hindered the process of regional expansion were the political conditions during the Old Order, which were less stable, so regional expansion could not occur, and limited infrastructure facilities at that time. At the same time, the factors that encouraged regional divisions included the emergence of regional sons in local government after the 1955 elections, the breakup of the dwi-tunggal Republic of Indonesia (Soekarno-Hatta), the emergence of demands from the Banteng Council, and the PRRI and Permesta Rebellions which accelerated regional expansion in Indonesia at that time.

Pemekaran wilayah merupakan konsekuensi logis dari perkembangan zaman seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan pemerintah. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemekaran daerah agar pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dan faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pemekaran provinsi di Indonesia pada masa Orde Lama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah provinsi di Indonesia meningkat dari 8 provinsi pada awal kemerdekaan menjadi 24 provinsi pada akhir Orde Lama. Selain itu, tiga provinsi mendapat status khusus dari pemerintah Republik Indonesia. Diantaranya adalah Aceh, DKI Jakarta, dan Yogyakarta. Faktor penghambat proses pemekaran daerah adalah kondisi politik pada masa Orde Lama yang kurang stabil sehingga pemekaran daerah tidak dapat terjadi, dan sarana prasarana yang terbatas pada saat itu. Sementara itu, faktor yang mendorong pemekaran daerah antara lain munculnya putra daerah dalam pemerintahan daerah pasca Pemilu 1955, pecahnya dwi-tunggal Republik Indonesia (Soekarno-Hatta), munculnya tuntutan Dewan Banteng, serta Pemberontakan PRRI dan Permesta yang mempercepat pemekaran daerah di Indonesia saat itu.

Author Biography

Anwar Firdaus Mutawally, Universitas Pendidikan Indonesia

Pendidikan Sejarah

References

Apriansyah, D. T., & Wargadalem, F. R. (2020). Pemberontakan PRRI Sumatra Selatan Tanpa Dewan Garuda. Sejarah Dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, Dan Pengajarannya, 14(2), 32. https://doi.org/10.17977/um020v14i22020p32-44

Baharudin, B. (2016). Desain Daerah Khusus/Istimewa dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia Menurut Konstitusi. Masalah-Masalah Hukum, 45(2), 85–92. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/mmh.45.2.2016.85-92

Bakar, A. A., Mawar, S., & Syah, N. (2018). Dampak Pemekaran Daerah pada Pelayanan Publik Di Tinjau menurut Sistem Hukum Indonesia. PETITA: JURNAL KAJIAN ILMU HUKUM DAN SYARIAH, 3(2), 145–155. https://doi.org/https://doi.org/10.22373/petita.v3i2.50

Basri, S. (2020). Tinjauan Kritis Pemekaran Daerah: Pembentukan 8 Provinsi Baru. JIA Sandikta, 83. https://stiasandikta.ac.id/repo/jia_sandikta_vol_6_no_8_april_2020.pdf

Bukri, B. (1998). Sejarah Daerah Lampung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. UI Press.

Haliadi, H., & Agustino, L. (2015). Pemikiran Politik Lokal: Sejarah Pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah. CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 1(2), 354–375. https://doi.org/https://doi.org/10.24198/cosmogov.v1i2.11843

Hernawati, N. R. (2011). Pemekaran Daerah Di Indonesia. POLITIKA-Jurnal Ilmu Politik, 2(1), 57–65. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/politika.2.1.2011.57-65

Huda, N. (2014). Desentralisasi Asimetris Dalam NKRI Kajian Terhadap Daerah Istimewa, Daerah Khusus dan Otonomi Khusus. Bandung: Nusa Media.

Ibrahim, M., Arifin, M., Sulaiman, N., Sufi, R., Ahmad, Z., & Alfian, T. I. (1991). Sejarah daerah propinsi daerah istimewa Aceh. Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Laely, N. (2018). Sistem Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda di Onderafdeling Bonthain 1905-1942. Universitas Negeri Makassar. http://eprints.unm.ac.id/11608/1/ARTIKEL TESIS.pdf

Makagansa, H. R. (2008). Tantangan pemekaran daerah. Fuspad.

Maulida, F. H. (2018). Hitam Putih PRRI-Permesta: Konvergensi Dua Kepentingan Berbeda 1956-1961. Paradigma, Jurnal Kajian Budaya, 8(2), 174. https://doi.org/10.17510/paradigma.v8i2.180

Mubarak, H. Z. (2016). Pemekaran Unit Administratif Provinsi di Kalimantan 1950-an. Universitas Gadjah Mada.

Muhajir, A. (2016). Politik Daud Beureueh Dalam Gerakan DI/TII Aceh. Kalam: Jurnal Agama Dan Sosial Humaniora, 4(1). https://journal.lsamaaceh.com/index.php/kalam/article/view/18

Patianom, J. (1992). Sejarah Sosial Palangkaraya. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Purnomo, B., & Indrayani, N. (2020). Gerakan Pasca Proklamasi Kemerdekaan (Kasus Pembentukan Propinsi Jambi 1946-1958). ISTORIA: Jurnal Pendidikan Dan Sejarah, 16(2). https://doi.org/https://doi.org/10.21831/istoria.v16i2.33212

Raben, R., & Bemmelen, S. Van. (2011). Antara Daerah dan Negara Indonesia tahun 1950-an. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Rasyid, S. (2017). Permesta Menggugat (Telaah Atas Pemberlakuan Otonomi Daerah). Jurnal Al-Hikmah, 19(2), 119–134. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_hikmah/article/view/4368

Republik Indonesia. (1954). Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1954 tentang pengubahan nama Propinsi Sunda-Kecil menjadi Propinsi Nusa Tenggara.

Republik Indonesia. (1956). Undang-undang No. 25 Tahun 1956 Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Propisi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Republik Indonesia. (1964). Undang-undang No. 13 Tahun 1964 Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1964 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah Dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara Dengan Mengubah Undang-Undang No. 47 Prp Tahun 1960.

Ridwansyah, M. (2016). Mewujudkan Keadilan, Kepastian dan Kemanfaatan Hukum dalam Qanun Bendera dan Lambang Aceh. Jurnal Konstitusi, 13(2), 278. https://doi.org/10.31078/jk1323

Rohayuningsih, H. (2009). Peranan BPUPKI dan PPKI dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Forum Ilmu Sosial, 36(2). https://doi.org/https://doi.org/10.15294/fis.v36i2.1507

Satriya, B., Suwirta, A., & Santosa, A. B. (2019). Ulama Pejuang dari Serambi Mekkah: Teungku Muhammad Daud Beureueh dan Peranannya dalam Revolusi Indonesia di Aceh, 1945-1950. INSANCITA, 4(1), 35–54. https://journals.mindamas.com/index.php/insancita/article/download/1198/1045

Sjamsuddin, H. (2012). Metodologi Sejarah. Ombak.

Sufianto, D. (2020). Pasang Surut Otonomi Daerah Di Indonesia. Jurnal Academia Praja, 3(2), 271–288. https://doi.org/10.36859/jap.v3i2.185

Suryana, D. (2012). Provinsi-Provinsi Di Indonesia: Tempat-Tempat Di Provinsi Indonesia. Createspace Independent Pub.

Suwondo, B. (1980). Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suwondo, B. (1982). Sejarah Daerah Sulawesi Utara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Swandewi, N. K. A., & Alit, D. M. (2019). Perpindahan Ibukota Provinsi Bali Dari Singaraja Ke Denpasar Tahun 1958-1960. Social Studies, 7(2), 10–28. https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/socialstudies/article/view/559

Triyana, H. (2013). Perpindahan Ibukota RI dari Jakarta ke Yogyakarta Pada 4 Januari 1946. Avatara, 1(2). https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/2388

Vanagaitė, G. (2018). Lithuanian literature in 1918–1940: the dynamics of influences and originality. Interlitteraria, 23(2), 340–353. https://doi.org/https://doi.org/10.12697/IL.2018.23.2.10

Wati, D., Nopriyasman, N., & Samry, W. (2020). Riau Pascakeluar Dari Sumatera Tengah 1957-1985. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(1), 31–51. http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/1257

Downloads

Published

2022-06-25