Struktur Pemerintahan Palembang Syu Pada Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945

Authors

  • Imamatul Azizah Universitas Sriwijaya
  • Riska Syafitri Universitas Sriwijaya
  • Supriyanto Supriyanto Universitas Sriwijaya
  • Syarifuddin Syarifuddin Universitas Sriwijaya

DOI:

https://doi.org/10.29408/fhs.v5i2.4069

Keywords:

Japan, Palembang, Syu

Abstract

This study discusses the government structure of Palembang during the Japanese occupation in 1942-1945, especially regarding the Syu government. The research method used is historical or historical research methods. The purpose of this research is to increase knowledge and dig deeper into the history of Palembang City and also to highlight the historical traces of the Palembang regional political system during the reign of Japan. This research is related to the Syu government system or called Residency. The results of this study are that before the Japanese came and colonized the archipelago, the Palembang area had rules made by the Dutch and customary law then Japan arrived in Sumatra and issued a new law called Seirei (Osamu Seirei), this rule book discusses military government, which levels consist of Syuugun (residence), Bansyuu (sub-residence), Gun (district), and Son (sub-district), the unique thing is that even though it seems to have changed, in fact, the constitutional structure is the same as the previous system but only changes in terms.

Penelitian ini membahas tentang struktur pemerintahan Palembang pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945 khususnya mengenai pemerintahan Syu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah atau historis. Tujuan dari penelitian ini untuk menambah ilmu pengetahuan serta menggali lebih dalam mengenai sejarah di Kota Palembang juga mengangkat jejak historis dari sistem politik daerah Palembang saat berkuasanya Jepang. Penelitian ini terkait sistem pemerintahan Syu atau disebut Keresidenan. Hasil dari penelitian ini adalah sebelum Jepang datang dan menjajah wilayah nusantara, daerah Palembang telah terdapat aturan yang dibuat Belanda serta hukum adat kemudian Jepang tiba di Sumatera dan mengeluarkan sebuah Undang-undang baru bernama Seirei (Osamu Seirei), kitab aturan ini membahas tentang pemerintahan militer, yang mana tingkatannya terdiri atas Syuugun (Karesidenan), Bansyuu (sub karesidenan), Gun (distrik), dan Son (subdistrik), uniknya walaupun terkesan berubah tetapi sebenarnya susunan ketatanegaraan ini sama dengan sistem sebelumnya namun hanya mengalami pergantian istilah.

References

Abdullah, et al. (1984). Mardanas Kota Palembang Sebagai "Kota Dagang dan Industri". Jakarta: Depdikbud

Abubakar et al. (2020). Oedjan Mas di Bumi Sriwijaya: Bank Indonesia dan Heritage di Sumatera Selatan. Jakarta: Bank Indonesia Institute.

Amaliatulwalidain. (2017). Sistem Pemerintahan Desa Dalam Tinjauan Sejarah Politik di Indonesia. Jurnal Pemerintahan Dan Politik, 2(1), 25–30.

Arif, M. (2016). Revolusi Nasional Indonesia Perspektif Pendidikan Karakter Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta: Para Cita Press

Asmara, D., & Henriko, R. (2020). Kolonel (Purn). S. B. Mansoersami Prajurit Gyugun Sumatera Barat. Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial-Humaniora, 3(1), 48-61.

Bahiej, A. (2005). Sejarah dan Problematika Hukum Pidana Materiel di Indonesia. Sosio-Religia, 4(4), 1–21.

Basri, R.H., & Soemarsono. (1996). Sejarah Perkembangan Pemerintah di Daerah Sumatera Selatan. Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I.

Berlian, S. (2003). Ogan Kemering Ilir Dalam Lintas Sejarah. Kayuagung: Pemkob OKI

Dahlan, M. H. (2009). Sejarah Lampung Utara (Periode Pembangunan Masa Orde Baru). Patanjala, 1(3), 258-271.

Darminto, A. R., & Ridha, R. (2013). Pendudukan Jepang di Pulau Lakkang Makassar 1942-1945. 5(2), 10–16.

Fadli, M. R., & Kumalasari, D. (2019). Sistem ketatanegaraan Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 13(2), 189-205.

Febrian, E., Hasan, Y., & Wargadalem, F. R. (2015). Perkembangan Permukiman Masyarakat Tionghoa di Palembang Pasca Kesultanan Palembang (1852-1942) (Sumbangan Materi Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP Negeri 33 Palembang). Jurnal Criksetra, 4(1).

Gunardo, G. (2007). Amerika Serikat Mencari Ruang Hidup di Seluruh Dunia. Geomedia: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian, 5(1).

Hanafiah, D. (1988). 82 Tahun Pemerintahan Kota Palembang. Palembang: Humas Kotamadya Daerah TK. II Palembang.

Handayani, M. S., Abidin, Z., & Wardah, E. S. (2018). Keterlibatan Md. Juhdi Ma’mur Dalam Organisasi Pembela Tanah Air (Peta) Di Banten Tahun 1943-1945. Tsaqofah, 16(1), 70-79.

Hasan, N. (2021). Corak Budaya Birokrasi Pada Masa Kerajaan, Kolonial Belanda Hingga Di Era Desentralisasi Dalam Pelayanan Publik. Jurnal Hukum, 28(2), 1073-1087.

Herlina, N. (2020). Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika

Hermawan, I., & Barat, B. A. J. (2017). Persebaran Bangunan Pertahanan Jepang di Telukbetung Kota Bandar Lampung (The Distribution of Japanese Defense Structures in Telukbetung, Bandar Lampung City). Berkala Arkeologi Sangkhakala. 20(2), 88-99

https://commons.wikimedia.org/w/index.php?search=japan+in+palembang&title=Special:MediaSearch&go=Go&type=image. Diakses pada tanggal 06, Oktober 2021

Husna, et al. (2019). Analisis nilai-nilai dalam Undang-Undang Simbur pada masyarakat Ogan Ilir. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 16(1), 12-21.

Ishak, M. (2012). Sistem Penjajahan Jepang di Indonesia. Jurnal Inovasi, 9(1), 1-12

Ismail, A. M. (2004). Marga di Bumi Sriwijaya. Palembang: Unanti Press Palembang.

Kuntowijoyo. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Benteng Pustaka.

Ma'moen, A. (1991) Sejarah Daerah Sumatera Selatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Maruta, H. (2015). Fasisme. Iqtishaduna, 4(1), 15–24.

Melber, T. (2016). The Labour Recruitment of Local Inhabitants as Rōmusha in Japanese-Occupied South East Asia. International Review of Social History, 61(S24), 165-185.

Mita, A. (2019). Palembang Shi pada Masa Pemerintahan Militer Jepang Tahun 1942-1945. Lembaran Sejarah, 15(2), 103-120.

Muhajir, dkk. (2021). Memori Sejarah dan Warisan Pendudukan Jepang di Sumatera Timur sebagai Potensi Wisata Sejarah. MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 5(1), 149-158.

Mulyana, et al. (2017). Kaisar Amerika di Negeri Sakura: Peranan Douglas Macarthur Dalam Rekonstruksi Jepang Pasca Perang Dunia II. FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 6(2).

Murdi, L., & Hadi, M. S. (2018). Dinamika Perjuangan Kaum Muslim dalam Mencapai Kemerdekaan Indonesia. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan, 2(2), 183-204.

Muslimin, A. (1986). Sejarah Ringkas Perkembangan Pemerintahan Marga/Kampung menjadi Pemerintahan Desa/Kelurahan dalam Provinsi Sumatera Selatan. Palembang: Pemprov Sumsel

Nes, M. R. (2018). Tipologi Instalasi Militer Jepang di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Siddhayatra, 23(2), 102-113

Nopansyah, P., Sair, A., & Farida, F. (2018). Peranan Perwira Gyugun dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Palembang pada Masa Revolusi Fisik (1945-1949). Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 7(2), 60-74

Nur, P. I., & Djumarwan, D. (2019). Peran Polisi Dalam Pertahanan Kemerdekaan Ii Tahun 1948-1949 Di Surakarta. SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, 1(1), 58–69.

Padila. (2013). Peranan Ulama Dalam Perkembangan Islam Di Ogan Ilir. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, 13(2).

Pahlevi, M. R. (2020). Peran Kabupaten Lahat dalam Revolusi Fisik di Sumatera Selatan Tahun 1947-1949. Journal of Indonesian History, 9(2), 167-177.

Panji, K. A., & Suriana, S. (2014). Sejarah Keresidenan Palembang. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, 14(2), 129-146.

Poesponegoro, et al. (2008). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia. Jakarta: PT Balai Pustaka

Ramli, S., & Bakaruddin, L. (2021). Perubahan Birokrasi Pemerintahan Daerah Kewedanaan Rawas 1943-1950. Moderasi: Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(2), 25–33.

Ravico, R. (2020). Merekonstruksi Sejarah SUB Komandemen Sumatera Selatan. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, 20(1), 1-14.

Safitri, M., & Suryani, I. (2018). Kesaksian Vivian Bullwinkle Sebagai Korban Kekejaman Jepang di Pulau Bangka Pada Tahun 1942 Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah, 3(1), 94-103.

Saifudin, S., & Saepuddin, D. (2020). Pengaruh Kolonialisme Jepang terhadap pendidikan Islam. Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 9(2), 164.

Santun, D. I. M., & Munir, Supriyanto. (2010). Iliran dan Uluan: Dinamika dan Dikotomi Sejarah Kultural Palembang. Yogyakarta: Eja Publisher

Saputra, A. (2018). Menapaki Kembali Sejarah dan Gerakan Isu Romusha di Indonesia. Jurnal Renaissance, 3(2), 419-432.

Syawaludin, M. (2016). Pengelolaan Sistem Sosial Marga di Sumatera Selatan: Telaah Atas Kontribusi Teori Fungsionalisme Struktural Parsons. Jurnal Sosiologi Reflektif, 10(2), 175–198.

Thresnawaty, E. (2009). Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI-XX. Patanjala, 1(2), 175-187.

Wahyuni, S, et al. (2018). Perkembangan Pendidikan di Negara Jepang Pasca Perang Dunia II dan Relevansinya Terhadap Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas. Jurnal CANDI, 18(2), 97-109

Yasmis. (2007). Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Jurnal Sejarah Lontar, 4(2), 24–32.

Downloads

Published

2021-12-30