PENGEMBANGAN PERANGKAT TES IPA (ILMU PENGETAHUAN ALAM) SEKOLAH DASAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN BANK SOAL
DOI:
https://doi.org/10.29408/didika.v4i1.1151Abstract
Keberadaan bank soal tentunya mempermudah guru dalam penyusunan perangkat tes setiap kali akan melaksanakan ujian, sehingga tidak harus tergesa-gesa dalam pembuatan soal. Kualitas butir-butir soal yang terdapat dalam bank soal tentunya berkualitas baik dan bisa dipertanggung jawabkan, karena sudah melewati prosedur pengembangan butir yang telah ditentukan. Adanya kebijakan otonomi pendidikan dan peraturan bahwa 75% soal-soal ujian nasional khusus untuk Sekolah Dasar dikelola oleh pemerintah daerah, sehingga pengembangan bank soal untuk mata pelajaran yang masuk Ujian nasional seperti mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui karakteristik butir soal pada perangkat tes IPA SD berbasis kearifan lokal yang dikembangkan untuk
pembentukan bank soal dan (2) Untuk mengetahui manajemen butir soal perangkat tes IPA SD yang dikembangkan untuk pembentukan bank soal. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengacu pada model pembelajaran 4D oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel. Adapun prosedur yang dilakukan sehingga menghasilkan produk berupa bank soal IPA berbasis kearifan lokal meliputi: (1) Penyusunan kisi-kisi butir soal, (2) Penulisan soal, (3) Penelahaan dan revisi, (4) Perakitan tes, (5) Uji coba pra penelitian, (6) Analisis soal, (7) Revisi soal, (8) Uji coba penelitian, (9) Analisis Soal, (10) Seleksi Soal, dan (11) Bank Soal. Hasil analisis kuantitatif perangkat tes IPA menunjukkan bahwa paket IPA_1 dan IPA_2 kelas IV masing-masing diperoleh 30 dan 24 Soal yang layak dimasukkan dalam bank soal yang dikembangkan dengan rerata daya beda masing-masing sebesar 0,7046 (kriteria baik) dan 0,7641 (kriteria baik) serta rerata tingkat kesukaran 0,9242 dan 1,0421 . Sedangkan untuk paket IPA_1 dan IPA_2 Kelas V masingmasing diperoleh 32 dan 30 soal dengan kriteria daya beda (0,7526 dan 0,6602 dan tingkat kesukaran (1,1331 dan 0,8809) baik.
References
Azwar, Saifuddin. 2010. Tes prestasi: fungsi dan pengembangan pengukuran
prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Mardapi, Djemari. 2008. Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta:
Mitra Cendekia.
Mardapi, Djemari . 1999. Survei kegiatan guru melakukan penilaian di kelas.
Laporan penelitian kerjasama pusbangsisjian balitbang dikbud dengan
lembaga penelitian IKIP Yogyakarta.
Mardapi, Djemari. 2008. Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta:
Mitra Cendekia.
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana membelajarkan IPA di sekolah dasar. Jakarta :
Depdiknas Dirjen Dikti.
Sulistyorini, Sri. 2007. Model pembelajaran IPA sekolah dasar dan penerapannya
dalam KTSP. Semarang: Tiara Wacana
Ward, Annie W & Murray-Ward, Mildred. (2004). Guidlelines for the development
of item banks. Modul Pembelajaran NCME dalam Instructional Topics in
Educational Measurment (ITEMS). Diambil pada tanggal 3 Juli 2012 dari